Meta Diduga Raup Keuntungan dari Model AI Llama di Tengah Gugatan Hak Cipta

Genvoice.id | 22 Mar 2025

JAKARTA, GENVOICE.ID - Meta disebut-sebut memperoleh pendapatan dari model AI Llama melalui perjanjian pembagian keuntungan, meski sebelumnya CEO Mark Zuckerberg menegaskan bahwa "menjual akses" ke Llama bukanlah model bisnis perusahaan.

Dilansir dari TechCrunch, fakta ini terungkap dalam dokumen pengadilan yang baru-baru ini tidak disunting dalam kasus gugatan hak cipta Kadrey v. Meta.

Gugatan tersebut menuduh Meta melatih model Llama menggunakan ratusan terabyte e-book bajakan. Dalam dokumen tersebut, pengacara penggugat mengungkap bahwa Meta "berbagi persentase pendapatan" dengan perusahaan yang menghosting model Llama. Meski tidak disebutkan siapa saja yang terlibat, beberapa mitra hosting yang telah disebutkan Meta dalam berbagai postingan blog mencakup AWS, Nvidia, Databricks, Groq, Dell, Azure, Google Cloud, dan Snowflake.

Meta memang memungkinkan pengembang untuk mengunduh dan menjalankan model Llama secara mandiri, tetapi layanan yang disediakan mitra hosting sering kali menawarkan kemudahan tambahan. Zuckerberg sendiri sempat menyebut bahwa Meta berpotensi menghasilkan pendapatan dari model Llama, baik melalui perjanjian lisensi maupun layanan perpesanan bisnis serta iklan berbasis AI.

Meta menghadapi tuduhan lebih lanjut bahwa mereka menggunakan metode torrent tersembunyi untuk mendapatkan e-book guna melatih Llama, yang secara tidak langsung berkontribusi pada penyebaran karya bajakan kepada pengguna lain. Jika terbukti benar, hal ini bisa menjadi pukulan bagi Meta yang tengah meningkatkan investasinya dalam AI. Pada Januari lalu, Meta mengumumkan akan mengalokasikan antara 60 miliar hingga 80 miliar dolar AS untuk belanja modal tahun 2025, termasuk pembangunan pusat data dan ekspansi tim pengembang AI.

Untuk menutupi sebagian biaya tersebut, Meta dikabarkan tengah mempertimbangkan layanan berlangganan bagi Meta AI dengan fitur tambahan yang belum diungkapkan. Langkah ini menunjukkan bahwa Meta masih mencari berbagai cara untuk memonetisasi teknologi AI-nya sambil menghadapi tekanan hukum yang semakin meningkat.