Bukan Cuma Soal Umur, Ini 5 Hal Penting yang Harus Dipersiapkan Orang Tua Sebelum Anak Masuk Sekolah!

Genvoice.id | 19 Jun 2025

JAKARTA, GENVOICE.ID - Gen, banyak orang tua mengira bahwa usia adalah satu-satunya indikator kesiapan anak masuk sekolah. Padahal faktanya, kematangan usia saja belum cukup. Anak juga perlu siap secara emosional, sosial, dan komunikatif sebelum duduk di bangku sekolah formal.

Menurut psikolog dari Vajra Gandaria, ada sejumlah kemampuan penting yang wajib diperhatikan sebelum kamu memutuskan mendaftarkan anak ke sekolah. Apa aja? Yuk, kita kupas satu per satu biar kamu nggak salah langkah!


1. Anak Sudah Bisa Berinteraksi Sosial?

Salah satu aspek krusial yang sering diabaikan adalah kemampuan anak dalam menjalin hubungan sosial. Misalnya, apakah anak sudah bisa:

  • Menyapa teman sebayanya dengan baik

  • Menunggu giliran saat bermain

  • Mengatasi konflik kecil tanpa harus meledak emosi

Anak yang sudah bisa melakukan hal-hal di atas artinya sudah punya bekal dasar untuk menjalani aktivitas di sekolah yang tentu saja melibatkan banyak interaksi dengan teman sebaya maupun guru.


2. Cek Dulu Cara Anak Merespons Guru

Kesiapan masuk sekolah juga bisa dilihat dari cara anak berkomunikasi dengan guru atau orang dewasa lainnya. Apakah anak sudah bisa meminta bantuan dengan sopan? Apakah mereka bisa menyapa atau merespons ketika diajak bicara?

Ini penting, Gen, karena di sekolah anak akan sering menghadapi situasi di mana ia harus menyampaikan pendapat, bertanya, atau meminta tolong. Dan itu semua butuh kemampuan komunikasi yang baik.


3. Bisa Mengontrol Emosi, Nggak?

Kemampuan regulasi emosi juga jadi salah satu kunci utama. Anak yang langsung menangis, marah berlebihan, atau menyerang temannya saat nggak suka sesuatu menunjukkan bahwa mereka belum siap secara emosional.

"Diharapkan dia udah bisa belajar menyampaikan perasaan, emosi, kebutuhan, keinginannya itu dengan kata-kata bukan lagi dengan agresivitas, misalnya juga dengan cari bantuan ke orang yang lebih dewasa," jelas psikolog dari Vajra Gandaria.

Dengan kata lain, anak harus bisa mengungkapkan apa yang dia rasakan secara verbal, bukan lewat tantrum atau perilaku agresif.


4. Punya Kemampuan Reseptif dan Ekspresif? Wajib!

Nah, ini mungkin terdengar teknis, tapi sebenarnya simpel, Gen. Kemampuan reseptif artinya anak bisa memahami instruksi atau perintah yang diberikan. Sementara kemampuan ekspresif adalah kemampuan untuk menyampaikan kebutuhan atau pendapatnya secara jelas.

Contohnya, anak bisa menceritakan kembali kejadian yang dialami, menjawab pertanyaan guru, atau minta izin ke toilet saat dibutuhkan. Ini adalah kemampuan komunikasi fungsional yang akan sangat memudahkan anak saat proses belajar berlangsung.


5. Bisa Ajak Ngobrol Dua Arah? Plus Point!

Terakhir, anak yang siap sekolah biasanya sudah bisa menjalani percakapan dua arah. Jadi bukan cuma menjawab "iya" atau "nggak", tapi juga bisa bertanya balik, mendengarkan orang lain bicara, dan tahu kapan gilirannya berbicara.

Anak yang terbiasa berkomunikasi dua arah akan lebih mudah beradaptasi di lingkungan kelas, membangun hubungan sosial, dan tentu saja lebih nyaman menjalani kegiatan belajar-mengajar.


Jadi, Gen, kalau kamu lagi mikirin soal anak yang mau masuk sekolah, jangan cuma fokus ke usia aja. Karena kesiapan sosial, emosional, dan komunikasi juga punya peran besar dalam kelancaran proses belajarnya nanti.

Mulai dari sekarang, kamu bisa bantu anak untuk belajar menyampaikan perasaan, bersikap sopan saat meminta tolong, dan membangun kebiasaan ngobrol dua arah. Dengan begitu, saat waktunya masuk sekolah datang, mereka benar-benar siap bukan cuma secara umur, tapi juga secara mental.