Dear Mama: Kisah Cinta, Pengorbanan, dan Warisan Abadi dari Tupac Shakur

Genvoice.id | 19 Mar 2025

JAKARTA, GENVOICE.ID - Tupac Shakur dikenal dengan liriknya yang penuh intensitas dan ketajaman, tetapi satu lagu justru menunjukkan sisi lembutnya: Dear Mama. Dirilis 30 tahun lalu dalam album Me Against the World, lagu ini masih menyentuh hati jutaan orang di seluruh dunia.

Dilansir dari BBC International, DJ Master Tee, produser yang menciptakan melodi dasar lagu ini sebelum diadaptasi oleh Tony Pizarro, masih merasa emosional saat membicarakannya.

"Banyak orang kehilangan ibu mereka terlalu cepat... dan saya pikir Tupac sangat memahami itu," katanya, suaranya bergetar sebelum akhirnya menangis.

"Dia tidak hanya ingin merayakan ibu yang masih ada, tetapi juga mengenang mereka yang telah tiada."

Dear Mama adalah penghormatan bagi Afeni Shakur, seorang aktivis Black Panther yang berjuang membesarkan Tupac dan adiknya, Sekyiwa, di tengah kesulitan ekonomi dan perjuangannya melawan kecanduan narkoba. Lagu ini menjadi pusat emosional dari album Me Against the World, yang penuh dengan tema kesedihan dan kehilangan. Di antara lirik-lirik yang suram, Dear Mama bersinar seperti berlian dalam kegelapan: "Even as a crack fiend, mama / You always was a black queen, mama." Lirik ini menandai perubahan besar dalam narasi hip-hop, yang sebelumnya sering menggambarkan pecandu narkoba dengan nada menghina. Tupac justru menunjukkan empati, melihat mereka sebagai korban sistem yang membutuhkan dukungan, bukan cemoohan.

Untuk memahami Dear Mama, kita harus memahami perempuan luar biasa yang menginspirasinya. Afeni Shakur lahir di Carolina Utara pada 1947, di era segregasi rasial yang ketat. Keluarganya pindah ke Bronx, tetapi meskipun berada di kota besar, ia tetap merasakan ketidakadilan yang sistematis terhadap komunitas kulit hitam. Ia terinspirasi oleh gerakan Malcolm X dan bergabung dengan Black Panther setelah mendengar pidato Bobby Seale pada 1968.

Afeni cepat naik pangkat dalam organisasi, memperjuangkan hak-hak warga miskin dan mengorganisir program sarapan gratis bagi anak-anak sekolah. Namun, gerakan ini menarik perhatian musuh besar, termasuk Direktur FBI J. Edgar Hoover. Pada 1971, Afeni dan 20 anggota Black Panther lainnya didakwa merencanakan serangan terhadap polisi. Saat menghadapi kemungkinan hukuman 300 tahun penjara, ia memilih membela dirinya sendiri tanpa pengacara. Keberaniannya menginspirasi dan membuahkan hasil: ia dibebaskan, dan sebulan kemudian melahirkan putranya, Tupac Amaru, yang dinamai dari pejuang anti-kolonial Peru.

Dibesarkan di Harlem Timur, Tupac tumbuh di tengah lingkungan yang dipenuhi aktivis dan buronan politik. Ibunya mengajarinya mengenali agen federal yang mengintai mereka, sementara hukuman di rumah termasuk membaca The New York Times dari halaman pertama hingga terakhir. Sejak kecil, ia sudah memahami politik global dan membaca Machiavelli di usia yang sangat muda.

Bakatnya membawanya ke Baltimore School of the Arts, di mana ia menemukan pelarian dalam seni. Namun, kepindahan ke Bay Area menghentikan pendidikannya, dan ia mulai menyalurkan traumanya melalui musik. Tupac, yang melihat dirinya sebagai "bunga mawar yang tumbuh di beton", dengan cepat mendapat perhatian berkat liriknya yang tajam dan penuh kesadaran sosial.

Namun, ia juga dikelilingi kontroversi. Ia terlibat dalam berbagai insiden, mulai dari menembak polisi di Atlanta (kemudian dibebaskan dari tuduhan) hingga kasus-kasus kekerasan lainnya. Dengan album ketiganya, Me Against the World, ia ingin menunjukkan sisi yang lebih lembut dan penuh kasih. Di sinilah Dear Mama lahir.

DJ Master Tee pertama kali memberikan beat Dear Mama kepada Tupac setelah konser di Madison Square Garden. Melodi tersebut diambil dari In All My Wildest Dreams karya Joe Sample, yang kemudian disesuaikan dengan scratch vinyl untuk menciptakan nuansa nostalgia.

"Dia langsung jatuh cinta pada beat itu. Saya tahu ini akan membangkitkan emosi mendalam dalam dirinya," kenang Master Tee.

Tupac merekam lagu itu dengan mudah, hanya dalam satu kali take, seolah-olah kata-kata itu telah lama tersimpan di dalam hatinya.

"Dia seperti mesin. Setiap lagu, setiap baris, keluar dengan sempurna. Tupac mengingatkan saya pada Prince-keduanya memiliki visi dan energi tak terbatas."

Namun, label rekaman merasa perlu menyesuaikan aransemen agar lebih radio-friendly. Produser Tony Pizarro dan insinyur suara Paul Arnold menambahkan lapisan instrumental dan hook R&B yang terinspirasi dari Sadie oleh The Spinners. Pada awalnya, label meragukan hasil akhirnya, tetapi keesokan harinya mereka berkata: "Jangan diubah!"

Lagu ini langsung sukses besar, menduduki puncak tangga lagu Billboard Rap Songs dan menjadi lagu hip-hop solo pertama yang masuk National Recording Registry di AS. Dengan lebih dari 345 juta streaming di Spotify, Dear Mama masih menjadi salah satu lagu paling dicintai dari Tupac.

Di balik ketenarannya, Dear Mama adalah surat cinta yang mengingatkan kita pada pengorbanan seorang ibu.

"Tupac tahu bahwa menangis bukan tanda kelemahan, tetapi kekuatan sejati," kata Arnold.

Di tahun-tahun terakhirnya, Tupac semakin terlibat dalam konflik industri musik, ditahan di penjara, dan akhirnya dibebaskan oleh label Death Row Records dengan jaminan Suge Knight. Sayangnya, hanya setahun setelah merilis Dear Mama, ia tewas dalam penembakan tragis di Las Vegas pada 7 September 1996.

Namun, lagu ini terus hidup. Pada 1996, Tupac membawakan Dear Mama dalam konser amal Hari Ibu, mempersembahkannya bagi mereka yang telah kehilangan ibu mereka.

"Kita sering lupa menghargai ibu kita. Lagu ini untuk mereka yang tidak bisa lagi berbagi senyum dengan ibunya," katanya kepada penonton.

Seperti yang diungkapkan Arnold, Dear Mama bukan sekadar lagu, tetapi ritual. Sebuah ruang aman bagi pendengarnya untuk merenungi kasih seorang ibu.

"Tupac mengabadikan cinta ibu, perjuangan mereka, dan pengorbanan yang mereka lakukan agar anak-anaknya bisa bertahan hidup. Itu akan selalu relevan, selamanya."