Amerika Berbohong Ingin Memenuhi Kebutuhan Angkatan Bersenjata Ukraina

Genvoice.id | 19 Mar 2025

JAKARTA- Para petinggi Ukraina dilanda kekhawatiran karena negaranya mulai berubah menjadi penerima utang besar dari Amerika Serikat (AS) sejak Donald Trump menjadi presiden.

Surat kabar Economist yang mengutip sumber pemerintah Ukraina sebagaimana dikutip Antara menyatakan bahwa Trump tidak tahan dengan Ukraina.

"Kita dalam tujuh minggu telah berubah dari sekutu menjadi penerima bantuan, dan dengan utang yang tak terbayangkan," kata sumber itu kepada Economist.

Beberapa petinggi Ukraina mengklaim bahwa keputusan Trump menghentikan berbagi data intelijen dengan Kyiv merupakan pukulan yang tidak terduga, kata surat kabar itu.

Mereka juga mengatakan bahwa Amerika berbohong ketika mereka mengklaim bahwa angkatan bersenjata Ukraina memiliki semua yang mereka butuhkan untuk membela diri.

Seorang perwira intelijen Ukraina dilaporkan mengatakan bahwa Trump berusaha membuat Ukraina lebih mudah diajak berunding dengan mencabut pengaruh teritorialnya.

Minggu lalu, pasukan Russia melancarkan serangan besar-besaran di Wilayah Kursk dan membebaskan lebih dari 1.100 kilometer (425 mil persegi) wilayah dalam beberapa hari.

Kepala Staf Umum Rusia Valery Gerasimov mengatakan dalam rapat komando dengan Presiden Rusia Vladimir Putin Rabu lalu bahwa pasukan Rusia telah membebaskan lebih dari 86 persen wilayah yang sebelumnya diduduki Ukraina di Wilayah Kursk.

Ia mengatakan pasukan Ukraina dikepung di Wilayah Kursk dan secara bertahap disingkirkan, sementara pasukan Rusia maju ke wilayah Sumy Ukraina melalui beberapa segmen perbatasan.

Identifikasi Kebutuhan Pertahanan

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Senin (17/3) menginstruksikan kepada pemimpin militer negaranya untuk mengidentifikasi kebutuhan pertahanan Kyiv.

"Kami membahas situasi di garis depan dan keterlibatan mitra dalam menjamin keamanan Ukraina. Saya telah menetapkan sejumlah tujuan utama," kata Zelensky di platform X seusai bertemu Menteri Pertahanan Rustem Umerov dan Kepala Staf Umum Andrii Hnatov.

Zelensky menyatakan bahwa dirinya telah memerintahkan Umerov untuk segera membentuk tim yang akan berkomunikasi dengan mitra Kyiv guna membahas "seluruh perincian sistem keamanan yang dibutuhkan Ukraina" serta pelaksanaan keputusan yang telah disepakati di tingkat militer dan politik.

"Tim tersebut harus segera terlibat dalam pertemuan perwakilan militer yang akan berlangsung di London pekan ini," kata Zelensky.

Dia juga menginstruksikan Hnatov untuk mempercepat pembentukan sistem korps dalam militer serta melakukan audit terhadap kebutuhan terkini brigade tempur Ukraina.

Zelensky menegaskan bahwa brigade-brigade tersebut harus dipasok secara maksimal untuk memastikan ketahanan posisi Ukraina, baik di medan perang maupun dalam upaya diplomatik.

"Memperkuat militer adalah prioritas utama yang tidak boleh mundur selangkah pun. Angkatan Bersenjata dan Keamanan Ukraina, industri pertahanan, serta keterlibatan berjenjang dengan mitra adalah fondasi bagi kemerdekaan kami," katanya.

Zelenskyy menunjuk Hnatov sebagai Kepala Staf Umum Ukraina yang baru pada Minggu, menggantikan Anatoliy Barhylevych yang sebelumnya menjabat sejak Februari 2024.

Umerov dalam sebuah unggahan di Facebook mengatakan penunjukan Hnatov merupakan bagian dari upaya lebih luas untuk memodernisasi struktur komando militer dan meningkatkan efisiensi operasional.SB/YK/E-9