"Cacar api itu dapat mengenai segala usia, meskipun itu paling banyak ditemukan di atas 50 tahun," kata Frieda dalam diskusi kesehatan yang dipantau secara daring di Jakarta, Selasa.
Anggapan kalau cacar api cuma menyerang orang usia 50 tahun ke atas, menurut dr. Frieda, itu cuma mitos. Ia menjelaskan, cacar api disebabkan oleh infeksi virus varicella zoster, virus yang sama yang bikin kita kena cacar air waktu kecil.
Virus ini bisa 'bangun lagi' alias aktif kembali dalam kondisi tertentu, terutama saat daya tahan tubuh kita lagi drop.
"Karena setelah kita terinfeksi cacar air, tentunya virus ini tidak benar-benar hilang di dalam tubuh kita, tapi dia menetap dalam keadaan tidak aktif atau dormant di sistem saraf tubuh kita," ujarnya.
Dalam hal penularan, cacar api biasanya menyebar lewat kontak langsung dengan cairan dari lepuhan orang yang lagi terinfeksi aktif. Dokter Frieda, yang juga praktik di Mayapada Hospital Bogor (MHBG), menambahkan kalau penyakit ini cuma bisa terjadi pada orang yang sebelumnya udah pernah kena cacar air.
"Cacar api ini perlu diingat hanya bisa terjadi pada orang yang sudah terinfeksi cacar air. Jadi kalau belum pernah kena itu jangan khawatir, gak mungkin kena cacar api dulu dibanding cacar air," jelas dia.
Menurut dr. Frieda, satu dari tiga orang kemungkinan besar bakal ngalamin cacar api setidaknya sekali seumur hidup, apalagi kalau sebelumnya pernah kena cacar air. Berbeda dari cacar air yang bisa nular lewat udara kayak batuk atau bersin, cacar api nggak menyebar dengan cara itu. Ia juga menekankan bahwa cacar api bukan cuma ruam biasa atau reaksi alergi, tapi infeksi serius yang disebabkan oleh virus.
"Dan dia (cacar api) dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang, biasanya ada gejala penyerta seperti demam, lemas, nyeri kepala ataupun nyeri otot," ucap dia.
Biasanya, cacar api berlangsung selama beberapa minggu, tapi komplikasinya bisa aja bertahan berbulan-bulan, bahkan sampai tahunan.
Gejalanya sendiri umumnya muncul dalam bentuk ruam atau gelembung berisi cairan yang muncul di satu sisi tubuh aja, nggak bakal nyebar ke seluruh badan atau kena dua sisi sekaligus. Rasa nyeri atau sensasi panas juga sering banget menyertai. dr. Frieda juga bilang kalau cacar api nggak bisa sembuh sendiri, jadi butuh penanganan medis atau pengobatan khusus supaya cepat pulih dan nggak berlarut-larut.
"Dan dia (cacar api) tetap dapat bisa menular dan setiap orang itu bisa terkena lebih dari satu kali," ucapnya.