Korsel Bakal Gelontorkan Dana Rp17 Triliun di 2025 Buat Promosi Penjualan Kendaraan Listrik
Kementerian Perindustrian Korea Selatan (Korsel) menyampaikan rencana pemerintah negara itu akan menghabiskan 1,5 triliun won atau setara Rp17 tiriliun pada tahun ini untuk mendorong konsumen membeli kendaraan listrik (EV).
Menurut Kementerian Perdagangan, Perindustrian, dan Energi Korsel, Langkah ini bertujuan untuk menghidupkan lagi permintaan domestik untuk kendaraan listrik di tengah lesunya penjualan yang disebabkan oleh masalah keselamatan dan kurangnya akses ke stasiun pengisian daya.
Jumlah akumulasi kendaraan listrik dan mobil sel bahan bakar hidrogen mencapai 720 ribu unit hingga akhir tahun 2024, dengan jumlah kendaraan listrik mencapai 680 ribu unit. Penjualan kendaraan listrik domestik Korea Selatan turun 9,7 persen dari tahun ke tahun menjadi 147.000 unit pada tahun 2024, menandai penurunan untuk tahun kedua berturut-turut.
Beberapa konsumen telah menyatakan kekhawatiran tentang keselamatan kendaraan listrik menyusul kebakaran besar yang disebabkan oleh Mercedes-Benz EV pada bulan Agustus, yang merusak lebih dari 100 kendaraan dan menghancurkan garasi parkir apartemen bawah tanah di Incheon, sebelah barat Seoul.
"Pemerintah akan berupaya meringankan beban keuangan konsumen untuk mobil ramah lingkungan dan meningkatkan kepercayaan mereka," kata kementerian tersebut, dikutip dari Yonhap, Sabtu (18/1).
Mulai bulan ini, kaum muda yang membeli kendaraan listrik sebagai mobil pertama mereka akan menerima diskon tambahan sebesar 20 persen. Keluarga dengan dua anak akan memenuhi syarat untuk mendapatkan diskon sebesar 1 juta won atau sekitar Rp11 juta, sementara mereka yang memiliki tiga atau empat anak akan menerima diskon masing-masing sebesar 2 juta won dan 3 juta won atau sekitar Rp22,5 juta dan Rp25,8 juta.
Korea Selatan juga akan menawarkan diskon tol untuk kendaraan listrik hingga tahun 2027.
Pemerintah menambahkan rencananya untuk memastikan bahwa kendaraan listrik mencakup setidaknya 10 persen kendaraan yang digunakan untuk pengujian di pusat pengujian SIM pada akhir tahun 2025.
Pemerintah Korea Selatan akan menghabiskan 375,8 miliar won atau Rp4,2 triliun tahun ini untuk memasang 4.400 stasiun pengisian daya cepat di seluruh negeri. Kemudian juga untuk mengembangkan kebijakan mendorong supermarket dan teater memasang pengisi daya yang dioptimalkan bagi pengunjung yang tinggal selama dua hingga tiga jam.