Ketua Komisi I DPR: Presiden Prabowo Harus Siap Hadapi Dampak Konflik Iran-Israel! Ini 3 Ancaman ke Indonesia
JAKARTA, GENVOICE.ID - Ketua Komisi I DPR RI, Utut Adianto, mendesak Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto agar sigap dan siap menghadapi potensi dampak konflik bersenjata antara Iran dan Israel yang kini semakin memanas di kawasan Timur Tengah.
"Kita hidup di dunia yang saling terkait. Kita berharap Pak Presiden Prabowo siap dan sigap mengantisipasi," ujar Utut, dilansir dariAntara, Senin (16/6).
Menurut Utut, kesiapan bukan berarti Indonesia akan ikut berperang, melainkan memastikan bahwa seluruh langkah antisipatif sudah disusun dengan matang. Sedangkan "sigap", kata dia, berarti respons yang cepat dan tepat terhadap segala kemungkinan.
Salah satu langkah konkret yang menurutnya perlu segera dilakukan adalah penyiapan skenario evakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di wilayah konflik Iran dan Israel. Pemerintah diminta segera mempertimbangkan pemindahan ke wilayah aman atau memulangkan mereka ke Tanah Air.
"Ada baiknya dipikirkan untuk dievakuasi ke daerah aman atau kembali ke Indonesia," ucapnya.
Tak hanya itu, pemerintah juga perlu mencermati ulang rute penerbangan dari Indonesia yang berpotensi melintasi wilayah udara konflik agar tidak terdampak secara langsung.
Meskipun Indonesia tidak menjadi pihak dalam konflik ini, Utut mengingatkan bahwa risiko salah sasaran tetap ada, seperti kesalahan koordinat, intercept rudal, atau sistem pertahanan yang keliru membidik.
"Namanya apes, bisa saja surveillance-nya pas, atau intercept harusnya ke titik lain malah masuk ke wilayah yang tak seharusnya," jelasnya.
Utut juga menyampaikan tiga poin penting yang perlu dicermati pemerintah Indonesia dalam menyikapi konflik Iran-Israel:
-
Pemicu konflik - Pemerintah harus memahami akar permasalahan konflik yang melibatkan dua negara bersenjata nuklir ini.
-
Kemungkinan titik akhir konflik - Evaluasi skenario berakhirnya konflik, baik secara militer maupun diplomatik.
-
Kesiapan strategi pertahanan nasional - Pertanyakan kembali apakah strategi pertahanan Indonesia sudah memadai untuk menghadapi dampak konflik global.
Ia meminta para pejabat tinggi pertahanan seperti Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Dirjen Potensi Pertahanan (Pothan), Dirjen Rencana Pertahanan (Renhan), serta para kepala staf TNI untuk segera menyusun laporan dan langkah taktis dalam menghadapi eskalasi ini.
Sebagaimana diberitakan, pada Jumat (13/6) hingga Sabtu (14/6), Israel meluncurkan serangan udara ke Teheran dan sejumlah wilayah di Iran, menargetkan fasilitas nuklir dan tokoh penting militer serta ilmuwan. Iran membalas dengan gelombang rudal ke berbagai wilayah Israel, menyebabkan kerusakan besar dan korban jiwa.
Situasi kian memanas setelah pasukan intelijen Iran menangkap dua anggota Mossad di Provinsi Alborz, Iran utara, yang diduga tengah merakit bom dan alat peledak. Penangkapan ini menambah ketegangan di tengah konflik dua negara tersebut.