Donald Trump Tandatangani Perintah Penutupan Voice of America, Tanda Kebebasan Pers Mulai Dibungkam?

Genvoice.id | 17 Mar 2025

JAKARTA, GENVOICE.ID - Presiden Amerika Serikat Donald Trump resmi menandatangani perintah untuk memangkas anggaran Voice of America (VOA), menuduh lembaga penyiaran yang didanai pemerintah federal itu sebagai media yang "radikal" dan "anti-Trump".

Dilansir dari BBC International, dalam pernyataan Gedung Putih, perintah tersebut bertujuan untuk "melindungi pembayar pajak dari pendanaan propaganda radikal", serta mengutip berbagai kritik dari politisi dan media sayap kanan terhadap VOA.

Langkah ini langsung berdampak besar pada VOA. Direktur VOA, Mike Abramowitz, mengungkapkan bahwa hampir seluruh stafnya yang berjumlah 1.300 orang telah diberhentikan sementara dengan gaji tetap.

"Kami tidak bisa menjalankan misi penting kami, terutama saat ini, ketika musuh-musuh Amerika seperti Iran, China, dan Rusia menggelontorkan miliaran dolar untuk menyebarkan narasi palsu guna mendiskreditkan AS," ujar Abramowitz.

National Press Club, salah satu organisasi terkemuka bagi jurnalis AS, mengecam kebijakan ini dengan menyebutnya sebagai "serangan terhadap kebebasan pers".

"Membungkam seluruh ruang redaksi dalam semalam adalah preseden berbahaya. Ini bukan sekadar keputusan administratif, ini adalah pergeseran fundamental yang mengancam masa depan jurnalisme independen di VOA," kata perwakilan klub pers tersebut.

Perintah Trump tidak hanya berdampak pada VOA, tetapi juga pada US Agency for Global Media (USAGM), lembaga induk yang mendanai media non-profit seperti Radio Free Europe dan Radio Free Asia.

Dokumen internal yang diperoleh CBS mengungkapkan bahwa semua pekerja lepas dan kontraktor internasional telah diberitahu bahwa dana mereka dihentikan. Bahkan, bos Radio Free Asia dan Radio Free Europe diberi tahu melalui email bahwa hibah federal mereka telah dicabut.

Langkah ini memicu reaksi dari Menteri Luar Negeri Ceko, Jan Lipavský, yang berharap Uni Eropa dapat membantu mempertahankan operasional Radio Free Europe di Praha. Ia berencana membahas isu ini dalam pertemuan dengan para menteri luar negeri Eropa pada Senin mendatang.

Elon Musk, miliarder sekaligus penasihat utama Trump dalam pemangkasan anggaran pemerintah, ikut memperkeruh situasi dengan menyerukan pembubaran VOA melalui platform media sosialnya, X (Twitter).

Pemangkasan VOA ini hanyalah bagian dari gelombang pemotongan dana besar-besaran oleh Trump, yang juga mencakup badan-badan federal lain seperti lembaga penanggulangan tunawisma, museum, dan perpustakaan.

Didirikan pada 1942, VOA awalnya bertujuan untuk melawan propaganda Nazi dan Jepang, bahkan siaran pertamanya menggunakan pemancar pinjaman dari BBC. Presiden Gerald Ford kemudian menandatangani piagam VOA pada 1976 untuk menjamin independensinya.

Namun, sejak kembali ke Gedung Putih, Trump semakin vokal dalam menuduh media-media besar bias terhadapnya. Ia bahkan secara terbuka menyebut CNN dan MSNBC sebagai media "korup".