Serial 'The Last of Us' Alami Penurunan Rating di Season Kedua, Mengapa?
JAKARTA, GENVOICE.ID - Musim pertama The Last of Us mencetak sukses besar bagi HBO. Sejak penayangan perdananya di 2023, adaptasi game PlayStation bertema pasca-apokaliptik ini langsung memecahkan rekor sebagai salah satu debut terbesar HBO sejak 2010. Popularitasnya terus meningkat selama beberapa minggu awal, membangun ekspektasi tinggi untuk kelanjutan ceritanya.
Namun, kondisi berbeda terjadi di musim kedua. Meski tetap mendapatkan banyak pujian dan menjadi tontonan yang sangat diminati, data dari Nielsen menunjukkan adanya penurunan jumlah penonton secara keseluruhan. Walaupun episode perdana musim kedua sempat mencatat angka yang sedikit lebih tinggi, penonton di episode keempat dan kelima - yang sejauh ini datanya tersedia - justru lebih rendah dibandingkan episode manapun di musim pertama. Jika di rata-rata, jumlah penonton musim kedua turun sekitar 18 persen dibandingkan lima episode awal musim pertama.
Sebenarnya, wajar bila musim kedua mengalami sedikit penurunan, mengingat tidak semua penonton bertahan. Tapi mengingat popularitas The Last of Us yang begitu besar, serta fakta bahwa serial ini punya waktu dua tahun untuk memperluas basis penggemarnya, penurunan ini cukup mengejutkan. Apalagi, trailer musim kedua sempat menuai pujian, ulasan kritikus tetap positif (meski sedikit di bawah musim pertama), dan promosi besar-besaran terus dilakukan. Bahkan beberapa serial HBO lainnya, seperti Game of Thrones, Succession, dan The White Lotus, justru mengalami kenaikan penonton di musim-musim berikutnya.
Lalu apa yang membuat The Last of Us musim kedua justru mengalami penurunan?
Salah satu faktor utama yang paling banyak dibicarakan adalah kematian mendadak karakter utama Joel (Pedro Pascal) di episode kedua. Kematian Joel mengubah arah cerita menjadi fokus pada Ellie (Bella Ramsey) yang mengejar Abby (Kaitlyn Dever) untuk membalas dendam. Perubahan drastis ini cukup mengejutkan sebagian penggemar. Meski ada juga kritik terhadap penampilan Ramsey sebagai Ellie, namun bukti yang ada menunjukkan bahwa hal itu bukanlah penyebab utama turunnya rating.
Jika dibandingkan dengan Game of Thrones, banyak penggemar yang berpendapat serial tersebut mulai kehilangan arah ketika cerita orisinal George R.R. Martin di buku-buku aslinya mulai habis. Menariknya, kesulitan serupa juga terlihat di The Last of Us musim kedua. Setelah musim pertamanya selesai sebagai kisah utuh tentang hubungan ayah-anak antara Joel dan Ellie yang bertahan hidup di dunia pasca-apokaliptik, musim kedua harus menghadirkan cerita balas dendam yang jauh lebih kelam. Meskipun secara naratif tetap cerdas dan penuh makna, cerita seperti ini memang tidak selalu cocok untuk semua penonton.
Bahkan dari sisi penjualan gamenya sendiri, The Last of Us Part II - yang menjadi dasar cerita musim kedua - juga mencatat angka penjualan yang lebih rendah dibandingkan game pertamanya. Game pertama berhasil terjual lebih dari 20 juta kopi, sementara game kedua hanya mencapai 10 juta kopi. Hal ini menunjukkan bahwa pembagian pendapat di kalangan penggemar memang sudah ada sejak materi sumbernya.
Sebagian pihak berpendapat, HBO mungkin bisa mengambil pendekatan adaptasi yang lebih fleksibel, tidak terlalu terpaku pada alur game. Namun, keputusan untuk tetap setia pada cerita aslinya juga menjadi cara aman untuk menghindari kontroversi yang lebih besar. Setiap perubahan kecil pun kerap menjadi bahan kritik penggemar.
Menariknya, ada dugaan bahwa penurunan minat ini justru dipicu oleh akhir musim pertama yang sangat memuaskan. Setelah Joel menyelamatkan Ellie dan keduanya hidup damai di kamp penyintas, banyak penonton merasa cerita mereka sudah selesai. Musim kedua akhirnya hanya menyajikan konflik baru yang jauh lebih berat dan tragis, membuat sebagian penonton mungkin merasa cukup dengan akhir bahagia sebelumnya.
Meski demikian, dari sisi HBO, The Last of Us tetap merupakan serial prestisius yang diganjar berbagai penghargaan dan masih menjadi andalan mereka. Musim ketiga tetap dinanti, dan jumlah penonton terus bertambah seiring waktu di platform Max. Bahkan jika semua penayangan diakumulasi, diperkirakan kedua musimnya masing-masing akan mencatat lebih dari 30 juta penonton per episode.
Penurunan rating ini menunjukkan betapa sulitnya mempertahankan kesuksesan adaptasi, terutama ketika cerita aslinya memang sejak awal dirancang sebagai satu kisah yang utuh.