Nah! Trump Ngaku Bukan Plin-Plan, Cuma Sangat Fleksibel

Genvoice.id | 16 Apr 2025

TOKYO- Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, terkesan plin-plan. Setelah menangguhkan pemberlakuan tarif ke sejumlah negara, Trump pada Senin (14/4), mengindikasikan memberi keringanan tarif para produsen mobil yang terdampak tarif impor tinggi.

"Saya tidak ingin mengubah pendirian. Tapi saya orang yang sangat fleksibel," papar Trump seperti dikutip Antara dari kantor berita Kyodo.

Menurut Trump, keringanan itu diharapkan membantu mereka menyesuaikan rantai pasoknya.

"Saya sedang mempertimbangkan sesuatu untuk membantu beberapa perusahaan mobil, terutama mereka yang beralih ke suku cadang yang sebelumnya dibuat di Kanada, Meksiko, dan negara lain. Mereka butuh sedikit waktu, karena nantinya mereka akan memproduksi komponen itu di sini (AS-red)," kata Trump di Gedung Putih.

Sebelumnya pada awal April, Trump mengenakan tarif tambahan 25 persen atas seluruh mobil yang diproduksi di luar AS. Kebijakan itu berdampak besar terhadap produsen mobil asal Jepang, Jerman, Korea Selatan, serta pesaing mereka dari AS sendiri.

Tarif juga mencakup mesin dan komponen penting lainnya, tetapi barang-barang tersebut masih mendapatkan pengecualian sementara hingga 3 Mei mendatang.

Trump menambahkan bahwa ia tidak berniat menyakiti siapa pun. "Tapi pada akhirnya, kita akan mencapai posisi unggul sebagai negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di dunia, jika kita bersikap cerdas," kata Trump.

Pekan lalu, Trump secara mendadak juga menunda penerapan kebijakan tarif timbal balik selama 90 hari. Kebijakan itu semula ditujukan bagi mitra dagang utama AS dengan tarif impor yang jauh lebih tinggi dari sebelumnya. Penundaan tersebut, tidak berlaku untuk impor dari Tiongkok.

Sebagai informasi, produsen mobil asing maupun perusahaan otomotif AS sendiri memproduksi sebagian besar kendaraan mereka di luar AS, serta menggunakan suku cadang dari berbagai negara. Industri otomotif tidak akan mudah memindahkan basis produksinya ke AS seperti yang diinginkan Trump. Sebab, rantai pasok industri tersebut sangat kompleks dan memerlukan investasi besar dalam teknologi dan fasilitas produksi sebelum bisa merilis model baru.

Sangat Memberatkan

Bagi Jepang, tarif otomotif baru Trump yang menaikkan bea masuk kendaraan penumpang dari 2,5 persen menjadi 27,5 persen sangat memberatkan. Namun, belum jelas apakah rencana keringanan tarif yang diisyaratkan Trump juga akan mencakup merek-merek Jepang atau produsen asing lainnya.

Jepang sendiri telah mendapatkan prioritas dalam negosiasi tarif dengan pejabat tinggi pemerintahan Trump selama masa penangguhan 90 hari tersebut.

Menteri Revitalisasi Ekonomi Jepang, Ryosei Akazawa, dijadwalkan tiba di Washington akhir pekan ini untuk memulai negosiasi tarif secara menyeluruh dengan pemerintah AS.

Akazawa akan bertemu dengan Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, yang ditunjuk sebagai negosiator utama dalam pembicaraan dengan Jepang. Ia dipastikan akan mengupayakan pengecualian tarif bagi produsen mobil Jepang.

Jepang pada 2024 mengekspor kendaraan senilai lebih dari 6 triliun yen atau sekitar 42 miliar dollar AS atau sekitar 693 triliun rupiah ke AS. Menurut data perdagangan Jepang, angka tersebut mencakup 28,3 persen dari total ekspor Jepang ke AS.

Dari sekitar 16 juta kendaraan baru yang terjual di AS pada 2024, sekitar setengahnya merupakan impor. Data Gedung Putih menyebutkan 8 juta unit lebih yang diproduksi di AS, lebih dari separuhnya menggunakan suku cadang impor.