Misteri Kecelakaan Air India Mulai Terungkap! Dua Kotak Hitam Ditemukan di Tengah Puing-Puing
JAKARTA, GENVOICE.ID - Upaya pengungkapan penyebab tragedi mengerikan Air India 171 yang menewaskan 274 jiwa kini memasuki babak krusial. Kedua kotak hitam pesawat Boeing 787-8 yang jatuh di Ahmedabad, Gujarat, telah berhasil ditemukan oleh tim penyelamat di lokasi kecelakaan, menurut laporan dari saluran berita NDTV.
Dilansir dari Antara, penemuan kotak hitam pertama dilakukan pada Jumat (13/6), sementara perangkat kedua ditemukan sehari kemudian, Sabtu (14/6). Kedua alat perekam vital ini-Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR)-dianggap sebagai kunci untuk menguak detik-detik terakhir pesawat sebelum jatuh dan menentukan penyebab pasti dari kecelakaan paling mematikan dalam sejarah Air India.
Pesawat Boeing 787-8 milik Air India yang dijadwalkan terbang ke London, Inggris, jatuh hanya beberapa saat setelah lepas landas dari Bandara Ahmedabad pada Kamis pagi (12/6). Tragisnya, pesawat tersebut menghantam langsung atap gedung asrama mahasiswa kedokteran, menyebabkan ledakan dahsyat dan menimbulkan kobaran api yang melahap bangunan tersebut.
Menurut otoritas penerbangan India, pesawat membawa total 242 orang, termasuk 2 pilot dan 10 awak kabin. Dari jumlah itu, 241 orang dipastikan tewas, menjadikan insiden ini sebagai salah satu kecelakaan udara terburuk yang melibatkan pesawat Boeing 787.
Namun tragedi tak berhenti di langit. Sebanyak 33 orang di darat juga ikut kehilangan nyawa, termasuk 10 mahasiswa kedokteran yang sedang berada di dalam gedung atau di sekitarnya saat pesawat jatuh menghantam kompleks asrama.
Dengan temuan kotak hitam, penyelidik dari Komite Kecelakaan Penerbangan India kini dapat menganalisis data teknis penerbangan serta percakapan di dalam kokpit. Fokus investigasi saat ini mencakup kemungkinan:
-
Kegagalan mesin atau sistem pesawat
-
Human error
-
Kondisi cuaca ekstrem
-
Tabrakan dengan burung
Otoritas penerbangan menyatakan bahwa hasil awal dari investigasi akan dipublikasikan dalam waktu dekat, sementara laporan final diharapkan rampung dalam tiga bulan.
Air India melalui induknya, Tata Group, telah menyampaikan janji kompensasi sebesar 10 juta rupee (sekitar Rp1,89 miliar) untuk setiap korban jiwa, baik yang berada di pesawat maupun di darat. Tata juga menyatakan akan menanggung penuh biaya perawatan korban luka serta rekonstruksi asrama yang hancur.
Sementara itu, publik India dan dunia internasional menuntut jawaban atas tragedi ini-sebuah insiden memilukan yang membuka kembali pertanyaan besar mengenai keamanan penerbangan di era modern.