Putin Tolak Hadiri Pertemuan Damai di Istanbul, Kirim Delegasi untuk Negosiasi yang Diragukan Keberhasilannya
JAKARTA, GENVOICE.ID - Presiden Rusia Vladimir Putin memutuskan untuk tidak hadir langsung dalam pembicaraan damai dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy yang dijadwalkan berlangsung di Istanbul. Kremlin mengumumkan bahwa negosiasi akan dipimpin oleh Vladimir Medinsky, penasihat Putin yang dikenal keras dan pernah memimpin putaran negosiasi Rusia-Ukraina pada tahun 2022 yang gagal.
Keputusan ini menolak tawaran berani Zelenskyy untuk bertemu langsung di Turki guna membahas solusi damai, sementara tekanan internasional terus meningkat agar Putin bersedia hadir secara langsung. Selain Medinsky, delegasi Rusia juga akan melibatkan pejabat tinggi lain seperti Wakil Menteri Pertahanan Alexander Fomin dan Kepala Intelijen Militer Igor Kostyukov.
Langkah Kremlin ini menunjukkan bahwa Rusia berniat mengulangi strategi negosiasi tahun lalu, yang menuntut pembatasan kekuatan militer Ukraina dan melarang bantuan Barat - tuntutan yang secara tegas ditolak oleh Kyiv.
Menariknya, Kremlin tidak mengikutsertakan dua diplomat seniornya yang selama ini aktif dalam pembicaraan tingkat tinggi dengan negara-negara Barat, menimbulkan spekulasi mengenai keseriusan Rusia dalam pembicaraan kali ini.
Di sisi lain, Presiden Ukraina Zelenskyy sudah tiba di Ankara dan siap terbang ke Istanbul kapan saja jika Putin bersedia hadir. Namun, ia menegaskan bahwa jika Putin memilih untuk tidak datang, itu menunjukkan bahwa Rusia belum berniat mengakhiri konflik.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha bertemu dengan pejabat AS untuk mengoordinasikan upaya perdamaian di tengah tekanan internasional agar Rusia merespons secara konstruktif.
Mantan Presiden AS Donald Trump juga menegaskan kemungkinan dirinya akan ikut ke Turki jika Putin hadir, menambah dinamika politik global di tengah eskalasi konflik.
Dukungan terhadap perundingan juga datang dari Brasil dan Tiongkok yang menyerukan negosiasi langsung sebagai satu-satunya jalan keluar dari perang ini.
Namun, jalan menuju perdamaian masih penuh tantangan karena Rusia tetap bersikukuh pada tuntutan keras dan menolak usulan gencatan senjata yang memungkinkan Ukraina memperkuat pasukannya.
Para pemimpin Eropa pun memperingatkan agar tidak ada "perdamaian yang dipaksakan" dari Moskwa dan menyerukan persatuan Barat dalam menghadapi situasi ini.