Trump Kembali Bikin Ketar-Ketir: Tak Ada Negara yang Bakal Lolos dari Perang Dagang

Genvoice.id | 15 Apr 2025

WASHINGTON - Penangguhan tarif impor Amerika Serikat (AS) untuk barang elektronik baru saja disambut positif oleh pasar keuangan pada Senin (14/4). Namun Presiden AS Donald Trump kembali bikin ketar-ketir dengan mengirim signal keras bahwa tidak ada negara yang bakal "luput" dari perang dagangnya, terutama Tiongkok.

Dikutip dari Yahoo Finance, dua ekonomi terbesar dunia telah terkunci dalam permainan taktik yang bergerak sedemikian cepat sejak Trump meluncurkan serangan tarif global yang secara khusus menargetkan impor Tiongkok.

Tarif timbal balik telah mengakibatkan pungutan AS yang dikenakan pada barang Tiongkok meningkat hingga 145 persen, dan Beijing pun membalasnya dengan mematok tarif sebesar 125 persen pada barang asal AS.

Pihak AS tampaknya sedikit mengurangi tekanan pada hari Jumat, dengan memberikan pengecualian tarif untuk ponsel pintar, laptop, semikonduktor, dan produk elektronik lainnya yang sebagian besar sumbernya adalah Tiongkok.

Namun Trump dan sejumlah pembantu utamanya mengatakan pada hari Minggu bahwa pengecualian tersebut telah disalahartikan dan hanya bersifat sementara karena timnya tengah berupaya mengenakan tarif baru terhadap banyak barang dalam daftar tersebut.

"Tidak ada seorang pun yang 'lepas dari tanggung jawab"... terutama Tiongkok yang sejauh ini memperlakukan kita dengan paling buruk!" tulisnya di platform Truth Social miliknya.

Presiden Tiongkok Xi Jinping saat memulai lawatannya di Asia Tenggara pada Senin (14/4) memperingatkan bahwa proteksionisme "tidak akan membawa hasil apa pun" dan perang dagang "tidak akan menghasilkan pemenang".

Dalam tulisannya yang dimuat di surat kabar Vietnam, Xi mendesak kedua negara untuk dengan tegas menjaga sistem perdagangan multilateral, rantai pasokan global, dan "lingkungan internasional yang kooperatif".

Tiongkok berupaya menampilkan dirinya sebagai alternatif yang stabil bagi Washington yang tidak menentu, dengan merayu negara-negara yang dihantui badai ekonomi global.

Perang dagang Trump telah meningkatkan kekhawatiran mengenai kemerosotan ekonomi karena dollar telah jatuh dan investor telah menjual obligasi pemerintah AS.

Pasar saham Asia dan Eropa menguat pada hari Senin, setelah berhari-hari mengalami volatilitas ekstrem akibat beberapa perubahan tarif sejak Trump memperkenalkan pungutan "Hari Pembebasan" pada tanggal 2 April.

Bursa utama dunia seperti Paris, Frankfurt, dan London mencatat kenaikan sekitar dua persen dalam transaksi pagi, sementara Tokyo berakhir 1,2 persen lebih tinggi dan Hong Kong naik lebih dari dua persen.

Trump telah mengenakan tarif universal sebesar 10 persen tetapi menghentikan bea masuk yang lebih tinggi untuk puluhan mitra dagang selama 90 hari, sembari tetap mempertahankan tekanan terhadap Tiongkok.

Kelegaan jangka pendek

Pengecualian baru Washington akan menguntungkan perusahaan teknologi AS seperti Nvidia dan Dell serta Apple, yang membuat iPhone dan produk premium lainnya di Tiongkok.

Keringanan itu mungkin berumur pendek karena beberapa barang elektronik konsumen yang dikecualikan menjadi sasaran tarif khusus sektor mendatang pada barang-barang yang dianggap penting bagi jaringan pertahanan nasional AS.

Di Air Force One hari Minggu, Trump mengatakan tarif pada semikonduktor, yang menggerakkan teknologi utama apa pun mulai dari kendaraan listrik dan iPhone hingga sistem rudal akan diberlakukan dalam waktu dekat.

"Seperti yang telah kita lakukan pada baja, pada mobil, pada aluminium... kita akan melakukan hal yang sama pada semikonduktor, pada chip, dan banyak hal lainnya," katanya.

"Kami ingin memproduksi chip, semikonduktor, dan barang-barang lainnya di negara kami," tegas Trump seraya menambahkan akan melakukan hal yang sama dengan obat-obatan dan farmasi," katanya.

Trump mengatakan dia akan mengumumkan tarif untuk semikonduktor minggu depan," sementara menteri perdagangannya, Howard Lutnick, mengatakan tarif kemungkinan akan berlaku "dalam satu atau dua bulan".