Israel Ajukan Usulan Gencatan Senjata ke Hamas, Mesir Tunggu Tanggapan Resmi

Genvoice.id | 15 Apr 2025

JAKARTA, GENVOICE.ID - Israel mengajukan usulan gencatan senjata sementara kepada Hamas di Jalur Gaza dan mengusulkan dimulainya pembicaraan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata permanen. Usulan ini disampaikan kepada Hamas melalui para mediator Mesir pada Senin (14/4), menurut laporan Cairo News.

Mesir kini menanti tanggapan resmi dari Hamas. Kelompok perlawanan Palestina itu menyatakan bahwa para pemimpinnya sedang meninjau isi usulan dan akan memberikan jawaban dalam waktu dekat.

Langkah ini merupakan bagian dari upaya diplomatik terbaru setelah delegasi Hamas, yang dipimpin pejabat senior Khalil Al-Hayya, berkunjung ke Kairo pada Sabtu lalu. Mereka bertemu dengan mediator Mesir dan Qatar untuk mencari solusi atas serangan Israel yang terus berlangsung di Gaza.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengonfirmasi bahwa negosiasi intensif masih berlangsung untuk membebaskan para sandera yang ditahan Hamas di Gaza. Namun, pernyataannya itu muncul di tengah meningkatnya tekanan publik setelah pembatalan kesepakatan gencatan senjata sebelumnya dan keputusan Israel untuk melanjutkan operasi militer.

Menurut laporan media Israel, negosiasi saat ini menunjukkan adanya kemajuan, meskipun kesepakatan pertukaran tahanan kerap gagal karena Netanyahu enggan mengakhiri operasi militer sepenuhnya di Gaza, menyusul tekanan dari faksi sayap kanan dalam pemerintahannya.

Hamas menyatakan terbuka untuk menerima usulan yang mencakup gencatan senjata permanen, penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza, penghentian penderitaan rakyat Palestina, serta kesepakatan pertukaran tahanan yang dijalankan secara serius.

Israel memperkirakan masih ada 59 sandera yang ditahan di Gaza, 24 di antaranya diyakini masih hidup. Di sisi lain, lebih dari 9.500 warga Palestina dilaporkan ditahan di penjara-penjara Israel, banyak di antaranya mengalami penyiksaan, kelaparan, dan pengabaian medis, menurut laporan lembaga hak asasi manusia Palestina dan Israel.

Pada Januari lalu, Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat menjadi perantara dalam kesepakatan gencatan senjata bertahap antara Israel dan Hamas. Namun, perjanjian itu dilanggar secara sepihak oleh Israel yang kembali melanjutkan serangan pada 18 Maret.

Sejak pecahnya perang pada Oktober 2023, serangan militer Israel di Jalur Gaza telah menewaskan hampir 51.000 warga Palestina, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.