Mencla-mencle, Trump Ancam Tetapkan Tarif Tinggi Secara Sepihak

Genvoice.id | 13 Jun 2025

WASHINGTON- Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump menegaskan segera berkirim surat kepada negara-negara mitra dagang untuk menetapkan tarif sepihak, menjelang batas waktu 9 Juli untuk mengenakan kembali bea yang lebih tinggi pada puluhan negara.

"Kami akan mengirimkan surat dalam waktu sekitar satu atau dua pekan mendatang ke negara-negara mitra dagang, memberi tahu mereka apa kesepakatannya," kata Trump kepada wartawan di John F. Kennedy Center for the Performing Arts di Washington, Rabu (11/6), tempat ia menghadiri sebuah pertunjukan.

"Pada titik tertentu, kami akan mengirimkan surat. Saya rasa Anda paham bahwa, dengan mengatakan ini kesepakatannya, Anda dapat menerimanya atau meninggalkannya," tambahnya.

Trump kerap menetapkan tenggat waktu dua minggu untuk melakukan tindakan, tetapi kemudian tindakan itu ditangguhkan, bahkan tidak dilakukan sama sekali.

Pada tanggal 16 Mei, Trump mengatakan bahwa ia akan menetapkan tarif untuk mitra dagang AS "selama dua hingga tiga pekan ke depan".

Pada bulan April, ia mengumumkan tarif yang lebih tinggi pada puluhan mitra dagang tetapi kemudian menghentikannya selama 90 hari karena pasar anjlok dan investor khawatir pungutan tersebut akan memicu kemerosotan global.

Meskipun negosiasi sedang berlangsung, satu-satunya kerangka perdagangan yang dicapai AS adalah dengan Inggris, bersama dengan gencatan senjata tarif dengan Tiongkok.

Tetapi gencatan senjata dengan Tiongkok pun terancam setelah Washington dan Beijing saling menuduh atau mengingkari persyaratan, yang menyebabkan terjadinya pembicaraan maraton awal minggu ini di London tentang cara melaksanakan kesepakatan mereka.

Kesepakatan Bilateral

Sebelumnya pada tanggal 11 Juni, Trump mengatakan bahwa kerangka kerja perdagangan dengan Tiongkok telah selesai dan Beijing akan memasok tanah jarang dan magnet, sementara AS akan mengizinkan pelajar Tiongkok untuk belajar di perguruan tinggi dan universitas di Amerika.

Ketika ditanya pada tanggal 11 Juni di acara tersebut apakah ia akan memperpanjang batas waktu bagi negara-negara untuk membuat kesepakatan dengan pemerintahannya sebelum pungutan yang lebih tinggi berlaku, Trump mengatakan ia akan terbuka untuk itu. "Tetapi saya rasa kita tidak akan mengalami kebutuhan itu," tambahnya.

Trump pada awalnya mengisyaratkan akan terlibat dalam perundingan dengan masing-masing mitra tetapi telah mengurungkan niat itu, memprioritaskan perundingan dengan beberapa mitra ekonomi utama dan mengakui bahwa pemerintahannya tidak memiliki kapasitas untuk menegosiasikan lusinan kesepakatan individual.

Tim Trump juga berupaya mengamankan kesepakatan bilateral dengan India, Jepang, Korea Selatan, dan Uni Eropa.

Menteri Perdagangan Howard Lutnick mengatakan sebelumnya pada tanggal 11 Juni bahwa Uni Eropa kemungkinan akan menjadi salah satu kesepakatan terakhir yang diselesaikan AS, dan menyatakan rasa frustrasinya dalam melakukan pembicaraan dengan blok yang beranggotakan 27 negara. ST/BLOOMBERG