Sakral dan Menyentuh! Air Suci dari Temanggung Diarak Bersama Api Abadi Menuju Puncak Waisak di Borobudur
JAKARTA, GENVOICE.ID - Suasana khidmat menyelimuti Umbul Jumprit, Temanggung, saat para biksu dari berbagai majelis di bawah naungan WALUBI menggelar ritual pengambilan air suci untuk perayaan Waisak 2569 BE. Sekitar 60 hingga 100 biksu hadir dalam prosesi sakral yang menjadi bagian penting dari rangkaian menuju detik-detik puncak perayaan di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Dilansir dari Antara, Wakil Ketua Panitia Waisak Nasional 2025, Tanto Harsono, mengungkapkan bahwa air berkah ini akan disemayamkan terlebih dahulu di Candi Mendut sebelum diarak bersama api abadi dari Mrapen, Grobogan, ke Candi Borobudur.
"Besok, air suci dan api abadi akan kami bawa bersama sebagai simbol penyatuan unsur kehidupan dan semangat Waisak," ujar Tanto, Minggu (11/5).
Sebanyak 22 kendi diisi air dari Umbul Jumprit, yang dipercaya melambangkan kesucian, ketenangan batin, dan sumber kehidupan. "Tanpa air, manusia tidak bisa hidup. Begitu pula, tanpa kejernihan pikiran, tidak akan ada kedamaian," tambahnya.
Tahun ini, Waisak mengusung tema "Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan Mewujudkan Perdamaian Dunia", dengan subtema "Bersatu Mewujudkan Damai Waisak untuk Kebahagiaan Semua Makhluk." Sebuah pesan yang kuat di tengah dinamika dunia saat ini.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Temanggung, Fatchur Rochman, menyambut hangat para biksu dan menyatakan dukungan penuh atas pelaksanaan kegiatan yang sarat makna ini.
"Air suci dari Jumprit menjadi simbol kejernihan pikiran, kerendahan hati, dan berkah bagi umat Buddha. Ini ritual tahunan yang selalu kami dukung penuh," katanya.
Ritual pengambilan air suci ini bukan sekadar tradisi, tetapi juga pengingat akan pentingnya harmoni dengan alam dan sesama. Sebuah langkah spiritual menuju Waisak yang damai, tenteram, dan penuh makna.