Biar Nggak Ketipu Hoaks: Ini Tips Buat Kamu dari 'Curhatan' Indonesia di Forum ASEAN
YOGYAKARTA, GENVOICE.ID - Gens, hidup kamu di era digital emang seru banget. Informasi bertebaran di mana-mana, tinggal scroll udah dapet info ter-update. Tapi, di tengah banjir info ini, ada satu 'monster' yang ngeselin dan bahaya banget: HOAKS! Berita bohong, ujaran kebencian, sampai konten negatif seliweran, bikin kamu harus ekstra hati-hati.
Makanya, isu hoaks ini bukan cuma masalah personal, lho. Sampai di level internasional kayak forum menteri se-ASEAN aja dibahas serius. Delegasi Indonesia baru-baru ini di Konferensi AMRI (ASEAN Ministers Responsible for Information) di Brunei tegas bilang, hoaks dan konten negatif itu ancaman serius, apalagi buat anak-anak dan generasi muda kayak kamu yang paling aktif di dunia maya.
Pemerintah Indonesia lewat Kemkomdigi ngajak negara-negara ASEAN dan kita semua buat perkuat literasi digital. Intinya sih, kita dilatih biar nggak gampang kemakan hoaks. Gampangnya, ada beberapa tips 'jurus' buat melawan si 'monster' hoaks saat lagi asyik scroll media sosial:
- STOP sebelum SHARE: Mikir dulu sebelum repost atau forward. Bener nggak nih infonya? Jangan sampai niat baik malah jadi kesempatan nyebar kebohongan.
- Cek SUMBER: Dari media yang jelas dan terpercaya (yang ada redaksinya), atau cuma akun anonim nggak jelas yang bisanya cuma mancing emosi? Cek lebih teliti ya.
- Baca SELURUHNYA: Jangan cuma judul sensasionalnya. Cek isi beritanya sampai habis, sesuai nggak sama judul? Hoaks sering cuma modal judul bombastis, yang clickbait tapi nggak bertanggung jawab.
- Bandingkan INFONYA: Cek di sumber lain yang terpercaya. Berita yang sama harusnya nggak beda jauh informasinya.
- Waspada Judul atau Konten Emosional: Hoaks sering mainin emosi kamu biar langsung percaya atau marah tanpa cek fakta. Kalau udah kerasa pengen langsung share karena emosi, STOP sejenak!
"Anak muda itu paling aktif di ruang digital. Mereka butuh 'vaksin' literasi digital biar nggak rentan diserang hoaks yang makin canggih. Kemampuan memverifikasi info itu skill wajib di era sekarang," kata Yusuf Maulana, Koordinator Nasional Siberkreasi.
Indonesia sendiri udah punya Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD). Di forum ASEAN kemarin, inisiatif Indonesia ini diharapkan jadi model buat negara lain. Bahkan, ada Deklarasi Bersama yang disepakati se-ASEAN buat kompak lawan hoaks dan bikin platform medsos lebih aman dan bertanggung jawab.
Tentunya, melawan hoaks itu tanggung jawab kita bareng-bareng. Dengan literasi digital yang kuat, kita anak muda bisa jadi agen penyebar info bener, bukan malah jadi 'kurir' hoaks. Yuk, jadi pengguna digital yang cerdas dan aman!