Beijing Langgar Kesepakatan Jenewa, Tiongkok dan AS kembali Berunding di London

Genvoice.id | 11 Jun 2025

LONDON- Kembali bertemu di Lancaster House, Inggris, Selasa (10/6), Pejabat Amerika Serikat dan Tiongkok melakukan perundingan perdagangan pada hari kedua dalam upaya memperkuat gencatan senjata tarif yang semakin berlarut akibat pembatasan ekspor. Ini merupakan pertemuan lanjutan setelah putaran pertama pembicaraan di Jenewa, Mei lalu.

Dalam pertemuan London ini, delegasi Tiongkok kembali dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Tiongkok, He Lifeng, dengan anggota delegasi Menteri Perdagangan, Wang Wentao dan Perwakilan Perdagangan Internasional Tiongkok, Li Chenggang.

Tim AS terdiri dari Menteri Keuangan, Scott Bessent, Menteri Perdagangan Howard Lutnick dan Perwakilan Perdagangan Jamieson Greer sebagai pemimpin delegasi.

Sebuah sumber yang mengetahui negosiasi tersebut mengungkapkan pembicaraan berakhir pada malam 9 Juni dan diperkirakan akan dimulai kembali pada 10 Juni pukul 10 pagi waktu setempat.

Pertemuan di London terjadi setelah Washington menuduh Beijing melanggar kesepakatan Jenewa yakni untuk menurunkan tarif yang sangat tinggi. Salah satu kendala utama adalah ekspor tanah jarang dari Tiongkok.

"Di Jenewa, kami sepakat untuk menurunkan tarif pada mereka, dan mereka sepakat untuk melepaskan magnet dan tanah jarang yang kami butuhkan ke seluruh perekonomian," kata Kevin Hassett, direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih, kepada CNBC pada Senin (9/6).

Menurut Hasset, meskipun Beijing melepaskan sejumlah pasokan, prosesnya berjalan jauh lebih lambat dari yang diharapkan beberapa perusahaan. Isu itu mencuat minggu lalu dalam pembicaraan telepon pertama yang diumumkan secara publik antara Presiden AS, Donald Trump dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping sejak tokoh Republik itu kembali ke Gedung Putih.

Trump mengatakan di platform Truth Social miliknya bahwa panggilan telepon yang telah lama ditunggu-tunggu pada tanggal 5 Juni mencapai "kesimpulan yang sangat positif".

Pada tanggal 9 Juni, pemimpin AS mengatakan kepada wartawan bahwa ia "hanya memperoleh laporan yang baik" mengenai perundingan dagang, seraya menambahkan:

"Kami baik-baik saja dengan Tiongkok. Tiongkok tidak mudah," katanya.

Pejabat AS, Hassett mengatakan dia mengharapkan "jabat tangan yang besar dan kuat" dalam negosiasi perdagangan.

"Harapan kami adalah setelah jabat tangan ini, setiap kontrol ekspor dari AS akan dilonggarkan, dan logam tanah jarang akan dilepaskan dalam jumlah besar," kata Hasset.

Kedua belah pihak juga kemudian dapat kembali bernegosiasi mengenai masalah-masalah yang lebih kecil.

Ketegangan antara Washington dan Beijing meningkat sejak Trump menjabat, dengan kedua negara terlibat dalam perang tarif yang menaikkan bea masuk atas ekspor masing-masing hingga tiga digit.

Pakta Jenewa juga menurunkan tensi ketegangan sementara antara kedua negara di mana AS menurunkan tarif atas barang-barang Tiongkok dari 145 persen menjadi 30 persen, sedangkan Tiongkok turun dari 125 persen menjadi 10 persen.

Namun, Trump baru-baru ini mengatakan bahwa Tiongkok "benar-benar melanggar" kesepakatan tersebut. Masalah utamanya adalah pengiriman tanah jarang oleh Beijing, yang penting untuk berbagai barang termasuk baterai kendaraan listrik.