Kapal Madleen Hilang Kontak Saat Bawa Aktivis Pro-Palestina ke Gaza

Genvoice.id | 10 Jun 2025

JAKARTA, GENVOICE.ID -Kapal bernama Madleen membawa 12 aktivis pro-Palestina, termasuk Greta Thunberg, aktivis lingkungan asal Swedia. Mereka berangkat dari Pelabuhan Catania di Sisilia, Italia, pada Minggu (1/6), dan dijadwalkan tiba di Jalur Gaza pada Minggu malam (8/6), tapi sejak itu kapal hilang kontak.

Menurut laporan Yonhap pada Senin, pelayaran selama tujuh hari itu sudah masuk ke wilayah perairan Gaza sekitar Minggu malam dan seharusnya sampai di Gaza pada Senin pagi.

Selain dari Swedia, kapal itu juga membawa aktivis dari berbagai negara lain, seperti Jerman, Prancis, Brasil, Turki, Spanyol, dan Belanda.

 

Asal Nama Madleen

Nama kapal Madleen diambil dari nama Madleen Kulab, nelayan perempuan pertama di Jalur Gaza.

Madleen adalah anak sulung dari empat bersaudara yang sudah terbiasa bantu ayahnya melaut sejak kecil. Setelah sang ayah terluka akibat serangan Israel, Madleen pun turun tangan sepenuhnya untuk mencari nafkah dari laut dan serius menekuni profesi sebagai nelayan.

 

Membawa Berbagai Bahan Pokok

Kapal Madleen diberangkatkan oleh Freedom Flotilla Coalition, sebuah koalisi internasional nirlaba yang fokus menyalurkan bantuan untuk warga Gaza yang terdampak perang dan blokade ketat dari militer Israel.

Menurut panitia penyelenggara, bantuan yang dibawa kapal ini mencakup berbagai kebutuhan penting seperti susu bayi, tepung, beras, popok, perlengkapan untuk perempuan, alat penjernih air, obat-obatan, kruk, hingga kaki palsu untuk anak-anak.

 

Hilang Kontak Senin Dini Hari

Kapal Madleen sempat mendekati pantai Jalur Gaza lewat Laut Mediterania dari arah utara Mesir. Namun, pada Senin dini hari, sistem pelacak milik Freedom Flotilla Coalition (FFC) menunjukkan kapal kehilangan kontak dengan dunia luar ditandai dengan simbol "tanda seru".

Sebelumnya, Israel sudah menyatakan pelarangan terhadap segala bentuk "upaya provokasi" yang mencoba menembus wilayah pesisir Gaza, dengan alasan blokade diberlakukan untuk mencegah masuknya senjata ke tangan Hamas.

Kapal Madleen sendiri, yang berlayar di bawah bendera Inggris, saat itu terdeteksi berada di dekat perairan Gaza yang masuk dalam zona blokade Israel.