Trump Bergeming, namun Siap Negosiasi dengan Negara Lain
WASHINGTON- Meski gelombang demo terus meluas terkait kebijakan tarif impor produk negara lain ke Amerika Serikat, Donald Trump tetap bergeming.
"Tak punya rencana menangguhkannya, meski kami membuka tawaran negosiasi dengan negara lain," kata Trump merespons pertanyaan wartawan tentang kemungkinan menunda pemberlakuan tarif impor dalam konferensi pers bersama pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih, Senin (7/4).
"Sudah banyak negara yang mau merundingkan kesepakatan dengan kami. Kesepakatan tersebut pasti akan jadi kesepakatan yang adil dan, dalam beberapa kasus, mereka akan membayar tarif yang cukup substansial," kata Trump.
Rabu (2/4), Trump mengumumkan pemberlakuan tarif dasar minimum 10 persen untuk semua produk impor ke AS serta tarif impor resiprokal ke puluhan negara, termasuk ke mitra dagang terbesar AS seperti Tiongkok dan Uni Eropa.
Lebih lanjut, Trump menyatakan telah berbincang dengan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba pada Senin pagi.
"Saya katakan satu hal padanya. Anda harus membuka negara Anda (untuk kami) karena mobil-mobil buatan kami sama sekali tak terjual, nol yang terjual di Jepang, sementara mereka menjual jutaan mobilnya di negara kami," kata Trump.
Menurutnya, hampir semua negara mengincar negosiasi dengan AS, termasuk Israel yang produk-produknya dipungut tarif impor sebesar 17 persen. Namun untuk Israel, Trump berkata bahwa AS bisa jadi tak akan menurunkan nilai tarif impornya.
"Jangan lupa, kami sudah membantu Israel banyak sekali. Anda tahu, kami memberi dana kepada Israel hingga 4 miliar dollar AS per tahun. Itu jumlah yang sangat banyak," terang Trump.
Merespons hal tersebut, Netanyahu berjanji akan mengurangi defisit perdagangan antara Israel dengan AS.
"Kami bermaksud melakukannya secepat kilat. Kami pikir ini adalah hal yang tepat untuk dilakukan, dan kami juga akan menghilangkan hambatan perdagangan," kata Netanyahu.
Berjuang Sampai Akhir
Sementara itu, Tiongkok seperti diberitakan Anadolu yang dikutip Antara pada Selasa (8/4) menolak ancaman baru Trump untuk mengenakan bea masuk hingga 50 persen lagi atas impor Tiongkok, dengan mengatakan bahwa Tiongkok "akan berjuang sampai akhir," lapor kantor berita negara Xinhua.
Kementerian Perdagangan Tiongkok mengatakan Beijing dengan tegas menentang setiap langkah untuk menaikkan tarif oleh Washington dan berjanji untuk mengambil tindakan balasan guna melindungi hak-haknya.
"Tiongkok akan berjuang sampai akhir jika pihak AS bersikeras menempuh jalan yang salah," kata kementerian tersebut, seraya menambahkan bahwa ancaman kenaikan tarif AS terhadap Tiongkok memperparah kesalahannya dan semakin mengungkap sifatnya sebagai "pemerasan", yang tidak akan pernah diterima Tiongkok.
"Apa yang disebut AS sebagai 'tarif timbal balik' terhadap Tiongkok tidak berdasar dan merupakan praktik khas intimidasi sepihak," sebut Kementerian Perdagangan Tiongkok.
Mereka mengatakan langkah balasan yang diambil Tiongkok adalah tindakan sah yang ditujukan untuk melindungi kedaulatan, keamanan dan kepentingan pembangunannya, serta mempertahankan tatanan perdagangan internasional yang normal.