Hidup Petani! Tanpa Pangan Tidak Ada NKRI

Genvoice.id | 08 Apr 2025

MAJALENGKA - Presiden Prabowo Subianto menyampaikan apresiasi setinggi-tinginya terhadap para petani sebagai tulang punggung bangsa. "Para petani adalah produsen pangan. Tanpa pangan, tidak ada negara. Tanpa pangan, tidak ada NKRI," kata Presiden dikutip dari dalam jaringan (daring) Sekretariat Presiden di Jakarta, Senin (7/4).

Penegasan tersebut, disampaikan Presiden ketika menghadiri panen raya padi serentak di 14 provinsi, yang dipusatkan di Majalengka, Jawa Barat. "Petani berperan vital menjaga kedaulatan negara."

Dalam kaitan itu, Presiden mengkritisi sikap sebagian elit yang dianggap belum memahami pentingnya peran petani dalam keberlangsungan negara. "Kunci keberhasilan pembangunan bukan hanya ditentukan oleh intelektualitas, melainkan juga akal sehat dan kecintaan tulus kepada rakyat."

"Kita butuh orang pintar, tapi yang lebih penting adalah mereka yang punya akal sehat dan benar-benar cinta rakyat. Kadang orang terlalu pintar malah nggak jadi apa-apa," Presiden menambahkan.

Sebagai mantan prajurit, Presiden mengenang pengalamannya di masa lalu, saat rakyat kecil yang hidup susah tetap mendukung tentara di medan operasi. Semangat patriotik rakyat, terutama petani, adalah fondasi utama dalam menjaga keutuhan negara.

Prabowo dalam kesempatan itu, mengapresiasi laporan dari beberapa daerah, termasuk Kabupaten Ngawi, Jawa Timur yang berhasil meningkatkan produktivitas padi dengan penggunaan pupuk yang lebih minim, sebagai langkah awal menuju pertanian yang mandiri dan berkelanjutan.

"Kita akan uji coba, cari teknik dari mana saja, dan berbagi pengalaman antardaerah. Tujuannya satu, kita bisa buat pupuk sendiri di kampung kita sendiri. Hari ini saya bahagia. Ini baru awalan yang bagus. Kita harus capai lebih baik lagi," kata Presiden.

Pilar Utama

Menanggapi pernyataan Presiden, anggota Dewan Pengurus Daerah (DPD) Pemuda Tani Indonesia DIY, Pranasik Faihaan mengatakan petani bukan hanya penghasil pangan, tetapi juga pilar utama dalam ketahanan nasional.

Menurut Pranasik, pengakuan Presiden terhadap peran strategis petani merupakan langkah penting dalam mengubah cara pandang publik terhadap profesi ini.

"Ketahanan pangan adalah bagian tidak terpisahkan dari kedaulatan negara. Jika bangsa ini ingin berdiri tegak dan tidak bergantung pada negara lain, maka petani harus menjadi prioritas dalam setiap kebijakan pembangunan," kata Pranasik dari Yogyakarta.

Dia juga menekankan pentingnya membangun sistem pertanian yang mandiri dan berkelanjutan, sejalan dengan arahan Presiden Prabowo yang mendorong produksi pupuk secara lokal dan pertukaran teknik antardaerah.

"Kemandirian petani dalam hal teknologi dan input produksi seperti pupuk akan memperkuat posisi kita sebagai bangsa yang berdaulat, baik secara ekonomi maupun politik," tambahnya.

DPD Pemuda Tani DIY, lanjut Pranasik, mendorong agar pernyataan Presiden tidak berhenti sebagai seruan moral semata, tetapi diwujudkan dalam kebijakan konkret yang berpihak pada petani. Ia pun menekankan bahwa regenerasi petani dan akses terhadap inovasi pertanian harus menjadi fokus bersama.

"Kami berharap ini menjadi momentum untuk memperkuat ekosistem pertanian di daerah. Petani muda siap mengambil peran lebih besar, asalkan negara benar-benar hadir di lapangan," tegasnya.

Petani tambahnya adalah penjaga garis depan kedaulatan bangsa. "Mereka bukan hanya urusan ekonomi, tapi urusan hidup-mati sebuah negara," pungkas Pranasik.