Rusia Kini dalam Konflik dengan Inggris, AS Tidak Lagi Jadi Sekutu Andal

Genvoice.id | 07 Jun 2025

JAKARTA, GENVOICE.ID - Menurut Fiona Hill, ahli pertahanan Inggris yang juga pernah menjadi penasihat Rusia di Gedung Putih, Rusia saat ini secara nyata berperang dengan Inggris, sementara Amerika Serikat sudah tidak bisa diandalkan sebagai sekutu seperti dulu. Kondisi ini menuntut Inggris untuk memperkuat persatuan dan ketahanan nasionalnya.

Hill, yang berpengalaman lama mengamati politik Rusia dan membantu menyusun strategi pertahanan Inggris, menggambarkan posisi Inggris sebagai terjepit di antara ancaman dari Rusia yang agresif di bawah Vladimir Putin dan ketidakpastian yang muncul dari Amerika Serikat di era Donald Trump.

Putin memandang konflik di Ukraina sebagai langkah awal untuk menjadikan Rusia sebagai kekuatan militer utama di Eropa. Ancaman Rusia terhadap Inggris bukan hanya soal perang konvensional, tapi juga melalui serangan siber, operasi intelijen, hingga sabotase infrastruktur vital seperti pipa dan kabel bawah laut.

Hill menegaskan bahwa "Rusia sudah berperang dengan kita," sebuah peringatan yang sebenarnya sudah ia sampaikan sejak 2015, meski saat itu banyak yang meragukan. Menurutnya, Putin menggunakan perang di Ukraina sebagai proxy war melawan AS dan berhasil mengajak China, Korea Utara, dan Iran terlibat.

Sementara itu, hubungan Inggris dengan AS juga berubah. Hill menyebut Inggris tidak bisa lagi mengandalkan perlindungan militer AS seperti masa Perang Dingin. Inggris kini harus mampu mengelola hubungan dengan sekutu terbesarnya itu tanpa menyebabkan keretakan.

Dalam ulasan pertahanan terbaru, disorot bahwa pola pikir lama tentang keseimbangan kekuatan dunia sudah tidak relevan lagi, terutama karena perubahan drastis akibat pengaruh Trumpisme terhadap kebijakan luar negeri AS.

Selain itu, Hill menyoroti risiko munculnya pengaruh politik sayap kanan populis di Inggris yang mirip dengan di AS, yang bisa mengancam stabilitas nasional jika tidak diantisipasi. Contohnya adalah keberhasilan Reform UK dalam pemilihan lokal dan ambisi pemimpin mereka, Nigel Farage, yang ingin menerapkan pendekatan pemerintahan ala Elon Musk dengan "departemen efisiensi pemerintah" (Doge).

Hill menegaskan, di tengah ketidakpastian global, Inggris perlu lebih fokus membangun ketahanan sosial dan militer secara bersamaan. Ia mendorong langkah-langkah seperti mengajarkan pertolongan pertama di sekolah dan meningkatkan partisipasi remaja dalam pasukan kadet sebagai bagian dari strategi pertahanan yang lebih menyeluruh.

Perkembangan teknologi perang juga mengubah cara pandang tentang kekuatan militer. Contohnya, Ukraina yang mampu melawan Rusia menggunakan drone meski tanpa angkatan laut, bahkan berhasil menghancurkan sebagian armada Rusia di Laut Hitam.

Hill tidak hanya ingin mengkritik, tapi juga menawarkan solusi. Ia mengajak Inggris untuk bersikap kreatif dan realistis dalam menghadapi ancaman yang terus berubah, agar negara tetap siap dan tangguh di masa depan.