Sempat Meraih Oscar, Alicia Vikander Kembali ke Panggung Setelah 17 Tahun Lewat Drama Ibsen di West End

Genvoice.id | 07 May 2025

JAKARTA, GENVOICE.ID - Aktris peraih Oscar Alicia Vikander siap membuat debut panggungnya di Inggris dalam produksi terbaru drama klasik Henrik Ibsen, The Lady from the Sea.

Dilansir dari BBC International, pertunjukan ini akan digelar selama delapan minggu mulai 10 September 2025 di Bridge Theatre, London.

Ini menjadi penampilan teater pertama Vikander dalam 17 tahun, sejak terakhir kali ia tampil di atas panggung saat remaja di Swedia. Kini di usia 36 tahun, bintang Ex Machina dan The Danish Girl itu menyebut kembalinya ke dunia teater sebagai hal yang "menggembirakan sekaligus menakutkan".

"Aku tumbuh besar di lingkungan teater. Ibuku adalah aktris panggung. Saat aku mulai bermimpi jadi aktris, yang kubayangkan justru selalu tentang tampil di atas panggung. Di Swedia, menjadi aktor berarti menjadi aktor teater. Film dan TV hanyalah bonus," ujar Vikander.

Disutradarai oleh Simon Stone atau yang dikenal lewat adaptasi teatrikal Yerma, Medea, hingga film The Dig, produksi ini akan menampilkan Vikander sebagai Ellida, seorang wanita yang terjebak antara masa lalu dan masa kini. Ia harus memilih antara suaminya, seorang dokter Norwegia, dan mantan tunangannya yang tiba-tiba kembali dari laut.

Aktor The Walking Dead, Andrew Lincoln, turut membintangi produksi ini sebagai bagian dari pemeran utama.

Drama ini juga memperkenalkan karakter Hilde Wangel, putri dari pernikahan sang dokter sebelumnya, yang kemudian menjadi tokoh sentral dalam drama Ibsen lainnya, The Master Builder, yang saat ini juga tengah dipentaskan di West End dengan Ewan McGregor sebagai bintang utama.

Bagi Vikander, keterlibatannya dalam The Lady from the Sea adalah pertemuan antara warisan budaya dan profesi. "Saat mendengar Simon Stone akan mengadaptasi karya Ibsen, aku langsung merasa ini seperti jodoh," ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa kisah klasik seperti ini tetap abadi karena berbicara tentang tema universal yang terus bergema: kebebasan, pilihan hidup, dan pergulatan identitas, terutama bagi perempuan.

"Perempuan seringkali terjebak karena tidak punya kesempatan atau kebebasan untuk mengejar yang mereka inginkan. Itu sebabnya, konflik batin Ellida masih terasa nyata bagi banyak orang hari ini," kata Vikander.

Meski belum diumumkan apakah versi terbaru ini akan mengusung latar kontemporer, Stone dikenal karena gayanya yang sering memperbarui karya klasik menjadi relevan dengan kondisi sosial masa kini. Dalam versi sebelumnya di Donmar Theatre pada 2017, cerita ini dipindahkan ke Karibia tahun 1950-an.

"Ini pertama kalinya aku tampil di atas panggung sebagai orang dewasa," kata Vikander.