Penerbit Besar Ternama Gugat Negara Bagian Idaho atas UU Larangan Buku
JAKARTA, GENVOICE.ID - Sekelompok penerbit ternama di Amerika Serikat menggugat negara bagian Idaho atas undang-undang baru yang dinilai membahayakan kebebasan berpendapat dan berisiko bagi para pustakawan.
Dilansir dari Guardian, undang-undang HB 710, yang mulai berlaku sejak Juli tahun lalu, melarang anak di bawah 18 tahun mengakses buku yang dianggap berbahaya bagi anak di bawah umur pada perpustakaan umum maupun sekolah. Kriteria "berbahaya" ini mencakup buku yang menggambarkan "perilaku seksual", termasuk novel klasik dan buku terlaris seperti The Bluest Eye karya Toni Morrison, The Handmaid's Tale oleh Margaret Atwood, hingga Game of Thrones dari George RR Martin. Bahkan buku nonfiksi seperti What's Happening to My Body? Book for Girls karya Lynda Madaras juga ikut terkena dampaknya.
Gugatan ini diajukan oleh enam penerbit besar, salah satunya adalah Penguin Random House, Hachette Book Group, HarperCollins, Macmillan, Simon & Schuster, dan Sourcebooks, bersama beberapa penulis, distrik perpustakaan, serikat penulis, guru, siswa, serta orang tua. Ini menjadi gugatan ketiga di tingkat negara bagian terkait larangan buku, setelah kasus serupa di Florida dan Iowa.
Menurut Dan Novack, penasihat hukum di Penguin Random House, HB 710 bahkan lebih ekstrem dibandingkan hukum sebelumnya karena menghapus buku klasik tidak hanya dari sekolah tetapi juga dari perpustakaan umum. Gugatan tersebut menyoroti definisi "berbahaya" yang dinilai terlalu luas dan tidak jelas, sehingga pustakawan berada dalam posisi sulit.
Mereka terpaksa menebak-nebak apakah sebuah buku akan dipermasalahkan oleh masyarakat dan berpotensi menghadapi tuntutan hukum. Karena banyak perpustakaan tidak mampu membiayai proses hukum, mereka memilih untuk menghapus buku-buku tertentu dari koleksi mereka.
HB 710 mengharuskan perpustakaan "mengambil langkah yang wajar" untuk membatasi akses anak di bawah umur terhadap buku-buku yang dianggap berbahaya. Akibatnya, perpustakaan harus menghapus buku-buku tersebut sepenuhnya, membuat area khusus dewasa yang diawasi ketat, atau bahkan mengubah perpustakaan menjadi tempat khusus dewasa.
Salah satu penggugat, Donnelly Public Library, memilih menjadi perpustakaan khusus dewasa pada Mei tahun lalu karena keterbatasan ruang dan sumber daya untuk memilah koleksi mereka. Kini, anak di bawah 18 tahun hanya bisa masuk jika orang tua atau wali mereka mengisi formulir izin yang cukup rumit.
Hal ini berdampak pada berbagai program, termasuk layanan penitipan anak sepulang sekolah, yang kini semakin sulit diakses oleh anak-anak.
"Bahkan untuk sekadar masuk ke dalam gedung untuk menggunakan toilet atau mencari kehangatan, anak-anak harus menyelesaikan prosedur yang panjang," kata direktur perpustakaan, Sherry Scheline.
Dampak lainnya, jumlah buku yang dipinjam dari perpustakaan anjlok drastis hingga 42,8% dalam enam minggu setelah undang-undang ini diterapkan, jika dibandingkan pada tahun sebelumnya. Buku-buku terkenal yang masuk dalam daftar larangan dan dipindahkan ke area khusus dewasa atau dihapus dari perpustakaan antara lain A Clockwork Orange karya Anthony Burgess, I Know Why the Caged Bird Sings oleh Maya Angelou, dan Slaughterhouse-Five oleh Kurt Vonnegut.
Gugatan ini menjadi babak baru dalam perdebatan panjang mengenai kebebasan membaca dan sensor di Amerika Serikat. Dengan semakin banyaknya undang-undang yang membatasi akses terhadap literatur penting, pertempuran hukum ini bisa menjadi penentu masa depan dunia perbukuan dan kebebasan berpendapat di negara tersebut.