Zelensky Ingin Memperbaiki Keadaan dengan Trump dan Bernegoisasi untuk Perdamaian

Genvoice.id | 05 Mar 2025

JAKARTA, GENVOICE.ID - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, menyatakan kesiapannya untuk bekerja sama dengan Donald Trump dalam upaya mencapai perdamaian yang langgeng. Pernyataan ini muncul setelah pertemuan mereka di Gedung Putih yang diwarnai ketegangan dan keputusan Amerika Serikat untuk menunda bantuan militernya ke Ukraina.

Mengutip dari BBC, Rabu (5/2), Zelensky menyebut pertemuannya dengan Trump sebagai sesuatu yang "disayangkan" dan menegaskan bahwa kini saatnya untuk "memperbaiki keadaan." Ia juga menguraikan langkah awal untuk mengakhiri perang, termasuk pembebasan tahanan, gencatan senjata di udara dan laut, serta penghentian serangan terhadap infrastruktur sipil, dengan syarat Rusia juga mengambil langkah serupa.

Zelensky menegaskan keinginannya untuk bergerak cepat dalam negosiasi dan bekerja sama dengan AS dalam mencapai kesepakatan final yang kuat. Ia juga mengungkapkan kesiapan Ukraina untuk menandatangani perjanjian mineral dengan AS, setelah kesepakatan tersebut gagal dicapai dalam pertemuan di Washington.

Dalam pertemuan sebelumnya, Wakil Presiden AS JD Vance menuding Zelensky kurang berterima kasih atas bantuan yang telah diberikan AS. Trump juga menyatakan bahwa Zelensky belum cukup menunjukkan kesiapan untuk berdamai dan menolak menandatangani kesepakatan yang seharusnya menguntungkan kedua negara.

Sejumlah pemimpin dunia turut memberikan tanggapan terhadap perkembangan ini. Perdana Menteri Inggris, Sir Keir Starmer, menyambut baik komitmen Zelensky terhadap perdamaian. Presiden Prancis, Emmanuel Macron, juga memuji langkahnya untuk kembali berdialog dengan Trump. Di sisi lain, Kremlin menyambut baik keputusan AS untuk menunda bantuan militer, dengan menyebutnya sebagai langkah positif menuju perdamaian.

Trump sendiri belum memberikan komentar langsung terkait penghentian bantuan AS atau tanggapan Zelensky. Namun, ia sebelumnya mengkritik pernyataan Zelensky yang menyebut bahwa kesepakatan damai dengan Rusia masih jauh dari kenyataan. Trump menilai bahwa selama AS masih memberikan dukungan, Ukraina tidak memiliki insentif untuk mencari perdamaian.

Dengan berbagai respons dari komunitas internasional, upaya diplomasi antara Ukraina dan AS kini menjadi perhatian utama dalam mencari solusi untuk konflik yang terus berlanjut.