India bakal Nikmati Tarif Lebih Rendah dari Amerika
WASHINGTON- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meyakini pihaknya bias mencapai kesepakatan dagang dengan India yang akan membantu perusahaan-perusahaan Amerika berkompetisi Asia Selatan sehingga akan menerapkan tarif yang jauh lebih rendah. "Tapi kami meragukan kemungkinan kesepakatan dengan Jepang," katanya, Selasa (1/7).
Di atas Air Force One, kepada wartawan yang membersamainya, Trump mengatakan India siap menurunkan hambatan bagi perusahaan-perusahaan AS sehingga menjadi pembuka jalan bagi kesepakatan penundaan tarif 26 persen yang ia umumkan pada tanggal 2 April, sebelum menghentikannya hingga tanggal 9 Juli.
"Saat ini, India tidak menerima siapa pun. Saya pikir India akan melakukan itu, jika mereka melakukannya, kita akan mendapatkan kesepakatan dengan tarif yang lebih rendah, jauh lebih rendah," kata Trump.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Scott Bessent mengatakan kepada Fox News bahwa AS dan India hampir mencapai kesepakatan yang akan menurunkan tarif impor Amerika dan membantu India menghindari pungutan yang meningkat tajam minggu depan.
"Kami sangat dekat dengan India," kata Bessent kepada Fox News saat menanggapi pertanyaan tentang kemajuan negosiasi perdagangan.
Pejabat India memperpanjang kunjungan ke Washington minggu lalu hingga 30 Juni untuk mencoba mencapai kesepakatan perdagangan dengan pemerintahan Trump dan mengatasi kekhawatiran yang masih ada di kedua belah pihak.
Sangat Rumit
Seorang pejabat Gedung Putih yang mengetahui pembicaraan tersebut mengatakan pemerintahan Trump berencana untuk memprioritaskan pengamanan kesepakatan perdagangan dengan negara-negara termasuk India sebelum Jepang pada hari-hari menjelang batas waktu 9 Juli.
India adalah salah satu dari belasan negara yang secara aktif bernegosiasi dengan pemerintahan Trump untuk mencoba menghindari lonjakan tarif yang tajam pada tanggal 9 Juli, ketika jeda tarif selama 90 hari berakhir.
India bisa saja melihat kenaikan tarif "timbal balik" barunya menjadi 27 persen dari tarif saat ini sebesar 10 persen.
Pembicaraan AS-India menemui hambatan akibat ketidaksepakatan mengenai bea masuk untuk komponen otomotif, baja, dan barang pertanian, menjelang batas waktu Trump untuk mengenakan tarif timbal balik.
"Kita berada di tengah-tengah, mudah-mudahan lebih dari sekadar tengah-tengah - negosiasi perdagangan yang sangat rumit," kata Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar dalam sebuah acara di New York pada tanggal 30 Juni.
"Tentu saja, harapan saya adalah kita akan mencapai kesimpulan yang sukses. Saya tidak dapat menjaminnya, karena ada pihak lain dalam diskusi itu," kata Jaishankar, yang berada di AS untuk menghadiri pertemuan kelompok Quad yang berfokus pada Tiongkok.
Ia menambahkan bahwa "harus ada memberi dan menerima" dan kedua belah pihak harus menemukan jalan tengah.