Tiongkok Dituding Langgar Kesepakatan, Trump-Xi Diagendakan Bicara Langsung
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, sebagaimana dikutip France 24, Jumat (30/5), menuduh Beijing melanggar kesepakatan yang dicapai bulan lalu di Jenewa untuk menurunkan sementara tarif yang sangat tinggi yang telah dikenakan oleh dua ekonomi terbesar dunia satu sama lain, dalam jeda yang berlangsung selama 90 hari.
Lambatnya langkah Tiongkok dalam memberikan persetujuan lisensi ekspor untuk mineral langka dan unsur-unsur lain yang dibutuhkan untuk membuat mobil dan chip menyebabkan AS frustrasi seperti dilaporkan The Wall Street Journal Jumat lalu.
Namun Menteri Keuangan AS Scott Bessent, pada Minggu (1/5), meyakini kebuntuan dalam perundingan dagang antara AS dan Tiongkok dapat diselesaikan jika dibahas langsung oleh Presiden Donald Trump dan Xi Jinping melakukan pembicaraan.
Scott Bessent tampaknya ingin mengurangi tekanan tersebut melalui acara "Face the Nation" di CBS dengan mengatakan bahwa kesenjangan tersebut dapat segera dijembatani.
"Saya yakin bahwa ketika Presiden Trump dan Ketua Partai Xi berbicara, masalah ini akan terselesaikan," kata Bessent, namun ia juga mencatat bahwa Tiongkok "menahan beberapa produk yang telah mereka setujui untuk dirilis dalam perjanjian kedua negara.
"Mungkin ini kesalahan sistem Tiongkok. Mungkin ini disengaja. Kita lihat saja nanti setelah Presiden berbicara dengan Xi," katanya.
Mengenai kapan panggilan telepon Trump-Xi dapat dilakukan, Bessent berkata: "Saya yakin kita akan segera melihat hasilnya," katanya.
Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih, Kevin Hassett mengatakan kepada ABC bahwa panggilan tersebut dapat dilakukan "minggu ini" tetapi ia belum mendapat konfirmasi mengenai waktu yang dijadwalkan.
Sejak Trump kembali menjabat sebagai presiden, ia telah mengenakan tarif besar-besaran pada sebagian besar mitra dagang AS, terutama tarif tinggi pada impor dari Tiongkok.
Pungutan balasan baru di kedua belah pihak mencapai tiga digit sebelum de-eskalasi bulan ini, di mana Washington setuju untuk sementara mengurangi tarif tambahan pada impor Tiongkok dari 145 persen menjadi 30 persen.
Sementara itu, Tiongkok menurunkan bea tambahannya dari 125 persen menjadi 10 persen.
Tidak Akan Hilang
Menteri Perdagangan Howard Lutnick mengatakan kepada Fox News Sunday bahwa Tiongkok memperlambat kesepakatan, sehingga pihaknya mengambil tindakan tertentu untuk menunjukkan kepada mereka bagaimana rasanya berada di sisi lain persamaan itu.
"Presiden kami mengerti apa yang harus dilakukan. Dia akan menyelesaikannya," kata Lutnick.
Di luar dari kesepakatan Tiongkok, Trump mengatakan pada hari Jumat bahwa ia akan menggandakan tarif sektoral tertentu pada baja dan aluminium menjadi 50 persen mulai tanggal 4 Juni yang memicu kemarahan Uni Eropa, yang mengatakan akan melakukan pembalasan.