Ari Lasso Cerita Pilu Mundur dari Dewa 19: "Saya Kalah, Menghilang, dan Pulang"
JAKARTA, GENVOICE.ID - Ari Lasso mengungkap kisah menyentuh di balik keputusannya keluar dari Dewa 19 saat band tersebut tengah berada di puncak kejayaan. Dalam unggahan reflektif di Instagram, Ari mengenang masa-masa sulit yang membawanya pada keputusan berat tersebut.
Dalam video yang dibagikan, Ari tengah mendengarkan lagu dari album legendaris Dewa 19, "Pandawa Lima". Musik yang mengalun membawa ingatannya kembali ke tur besar pada 1997, yang ternyata menjadi penampilan terakhirnya sebagai vokalis utama band tersebut.
"Tur 'Pandawa Lima' sukses besar, tapi justru menjadi titik jatuh saya secara pribadi," tulis Ari dalam keterangan unggahannya, dikutip dariOkezone Celebrity, Selasa (3/6).
Di balik sorotan panggung, Ari berjuang melawan kecanduan narkoba yang membuat hidupnya semakin tak terkendali. Kondisi ini membuat situasi internal band memanas, hingga akhirnya Dewa 19 memutuskan untuk vakum pada tahun berikutnya.
Di awal 1999, Ari resmi menyatakan mundur setelah menyelesaikan vokal untuk lagu-lagu seperti "Roman Picisan", "Elang", dan "Cinta Adalah Misteri". Ia menyampaikan keputusannya kepada Ahmad Dhani dan Andra Ramadhan dengan cara yang tenang, tanpa konflik atau drama.
Salah satu momen yang paling membekas bagi Ari adalah reaksi Andra saat ia menyampaikan niat mundurnya. "Aku ingat Andra bilang, 'Aku nggak benci kamu. Aku bisa nunggu. Tapi selamatkan hidupmu dulu'," kenangnya.
Setelah hengkang dari Dewa 19, Ari kembali ke Surabaya dan benar-benar menjauh dari dunia hiburan. Lagu "Elang" bahkan tetap menjadi hit nomor satu meski tanpa video klip dan tanpa dirinya tampil di publik.
"Saya benar-benar lenyap. Saya menyerah, kalah, dan menarik diri dari segalanya," ungkapnya.
Namun perjalanan tak berakhir di sana. Setelah menjalani rehabilitasi dan sembuh dari ketergantungan narkoba, Ari kembali menjalin hubungan baik dengan teman-teman lamanya, termasuk Once yang kala itu menggantikan posisinya di Dewa 19.
Kini, Ari memandang masa lalu itu bukan sebagai penyesalan, melainkan sebagai bagian penting dari perjalanannya. "Saya tidak menyesali apapun. Itu semua bagian dari hidup. Ada pahit, ada manis. Tapi saya bangga bisa melewatinya," tutupnya.
Artikel Terkait
Artikel terkait tidak ditemukan.