OpenAI Luncurkan ‘Deep Research’, Fitur Baru ChatGPT untuk Riset Mendalam
JAKARTA, Genvoice.id - OpenAI baru saja meluncurkan fitur baru untuk platform artificial intelligence (AI) ChatGPT yang dirancang khusus bagi pengguna yang membutuhkan riset serius dan mendalam, dinamakan Deep Research.
Dalam situs resminya yang diunggah pada Minggu, (2/2), OpenAI bilang kalau fitur ini ditujukan untuk orang-orang yang bekerja di bidang finansial, sains, kebijakan, maupun teknik, yang butuh riset akurat dan detail.
Tapi bukan hanya untuk profesional saja, Deep Research juga bisa bantu siapa pun yang lagi riset serius untuk kebutuhan sehari-hari, misalnya sebelum membeli mobil, peralatan rumah tangga, atau furnitur.
Intinya, kalau biasanya ChatGPT kasih jawaban cepat atau ringkasan, fitur ini cocok buat pengguna yang ingin mengumpulkan banyak sumber, menganalisis data, dan dapat jawaban yang lebih komprehensif.
Tapi, fitur Deep Research hanya tersedia untuk pengguna ChatGPT Pro dengan batas 100 pencarian per bulan. Namun jangan khawatir, OpenAI juga bakal nge-rollout fitur ini ke pengguna Plus dan Team dalam waktu dekat, sebelum akhirnya tersedia buat pengguna Enterprise.
Dilansir dari Techcrunch, untuk mengakses fitur tersebut, cukup pilih opsi 'Deep Research' di ChatGPT, lalu masukkan pertanyaan atau topik riset yang ingin didalami. Pengguna juga bisa mengunggah file atau spreadsheet sebagai data penunjang dalam pencarian.
Harus diingat bahwa hasilnya tidak instan seperti penggunaan ChatGPT pada umumnya. Proses Deep Research bisa memakan waktu antara 5 sampai 30 menit, tergantung kompleksitas pertanyaan. Tapi, pengguna tidak perlu menunggu karena OpenAI akan memberikan notifikasi begitu hasil jawaban telah siap.
OpenAI juga memastikan setiap hasil dari Deep Research dilengkapi dengan dokumentasi lengkap, kutipan sumber yang jelas, dan ringkasan proses berpikirnya, sehingga pengguna bisa lebih mudah mengecek atau melakukan verifikasi atas informasi yang diberikan.
Dalam mewujudkan hal tersebut, OpenAI telah menguji fitur ini menggunakan Humanity's Last Exam, atau evaluasi dengan lebih dari 3.000 pertanyaan tingkat ahli di berbagai bidang akademik.
Hasilnya, model o3 yang digunakan Deep Research mencetak angka 26,6% akurasi, jauh lebih unggul jika dibandingkan dengan Gemini Thinking (6,2%), Grok-2 (3,8%), dan GPT-4o (3,3%).
Namun, meskipun lebih akura, OpenAI mengaku kalau Deep Research masih memiliki beberapa keterbatasan, terutama ketika terkadang membuat kesalahan dan kesimpulan yang salah.
Penelitian mendalam juga masih kesulitan membedakan informasi yang kredibel atau hanya sebatas rumor saja, dan seringkali gagal menyampaikan informasi yang tidak pasti tentang sesuatu, serta dapat membuat kesalahan format dalam laporan maupun kutipan.
Saat ini, output Deep Research masih hanya berbasis teks, meski OpenAI berencana untuk menambahkan fitur grafik, visualisasi data, dan sumber daya analitis lainnya.