Gunung Semeru Meletus 7 Kali dalam Sehari! Letusan Capai 1.000 Meter, Warga Diminta Siaga!
JAKARTA, GENVOICE.ID - Gunung Semeru, yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, kembali menunjukkan aktivitas tinggi dengan tujuh kali erupsi sepanjang hari Rabu (2/7). Letusan tertinggi mencapai 1.000 meter di atas puncak atau sekitar 4.676 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Dilansir dari Antara, petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Mukdas Sofian, dalam laporan resminya menjelaskan bahwa erupsi terbaru terjadi pada pukul 10.37 WIB, dengan kolom abu tebal berwarna putih hingga kelabu mengarah ke utara dan timur laut. Aktivitas tersebut terekam seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 234 detik.
"Gunung Semeru telah mengalami tujuh kali erupsi sejak dini hari tadi, dengan letusan terakhir yang paling besar," jelas Mukdas.
Erupsi pertama dimulai sejak pukul 00.21 WIB, disusul erupsi kedua pada pukul 00.32 WIB, ketiga pukul 00.54 WIB, dan keempat pukul 01.08 WIB. Visual letusan awal ini tidak teramati karena kondisi gelap dan tertutup kabut.
Letusan kelima dan keenam terjadi pada pukul 07.00 WIB dan 07.55 WIB, masing-masing dengan tinggi kolom letusan 700 meter di atas puncak. Sedangkan letusan ketujuh pada pukul 10.37 WIB menjadi yang tertinggi hari ini, mencapai 1.000 meter.
Meski menunjukkan aktivitas signifikan, status Gunung Semeru masih berada pada Level II (Waspada). Namun, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan sejumlah rekomendasi penting kepada masyarakat, yakni dilarang adanya aktivitasdalam radius 8 kilometer di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan dari puncak. Di luar jarak itu, aktivitas dalam 500 meter dari sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan juga dilarang. Masyarakat juga tidak diperkenankan berada dalam radius 3 kilometer dari kawah/puncak karena potensi lontaran batu pijar.
PVMBG juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi awan panas guguran, lava pijar, serta lahar hujan, terutama di sepanjang aliran Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.
"Lahar berpotensi mengalir melalui anak sungai Besuk Kobokan, sehingga warga diminta siaga penuh," tambah Mukdas.
Hingga saat ini, belum ada laporan korban atau kerusakan besar, namun petugas dan relawan kebencanaan terus bersiaga untuk mengantisipasi kemungkinan erupsi lanjutan.