Ukraina Luncurkan Serangan Drone Besar ke Bomber Rusia di Siberia, Ketegangan Meningkat Jelang Pembicaraan Damai

Genvoice.id | 02 Jun 2025

JAKARTA, GENVOICE.ID - Ukraina melakukan serangan drone skala besar yang menargetkan pangkalan udara militer Rusia di Siberia, menghancurkan puluhan pesawat tempur di wilayah yang sangat jauh dari garis perbatasan. Operasi rahasia ini melibatkan penyelundupan drone yang disembunyikan di atap gudang kayu, lalu diluncurkan dari truk yang diparkir dekat pangkalan udara.

Serangan ini terjadi sehari sebelum putaran baru pembicaraan damai dijadwalkan berlangsung di Istanbul, menandai peningkatan ketegangan dalam konflik yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun. Video dari lokasi serangan memperlihatkan pesawat terbakar dan kerusakan yang luas, meskipun kerusakan pasti belum dapat dipastikan.

Beberapa pesawat yang terkena serangan termasuk bomber strategis Tu-95 dan Tu-22, yang selama ini digunakan Rusia untuk menyerang wilayah Ukraina dengan rudal jarak jauh. Menurut intelijen Ukraina, total nilai pesawat yang hancur diperkirakan mencapai 7 miliar dolar AS.

Operasi yang dinamai "Spiderweb" ini telah direncanakan selama lebih dari 18 bulan dan diatur secara detail oleh tim Ukraina yang beroperasi di beberapa zona waktu dalam wilayah Rusia. Drone-drone tersebut diselundupkan dan ditempatkan di gudang kecil sebelum dilepaskan secara remote ke udara untuk menyerang pangkalan udara.

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, mengaku secara langsung memimpin operasi tersebut dan menyatakan bahwa ini adalah serangan yang unik dan kompleks. Dia juga menegaskan bahwa sejumlah operator drone yang terlibat sudah berhasil dievakuasi dari wilayah Rusia dan kini dalam keadaan aman.

Dalam serangan tersebut, sekitar 34 persen dari pembawa rudal jelajah strategis Rusia di pangkalan udara berhasil dilumpuhkan. Foto dan video yang beredar memperlihatkan drone yang digunakan dalam jumlah besar serta gudang kayu yang digunakan sebagai tempat persembunyian drone sebelum serangan.

Sementara itu, pihak Rusia mengonfirmasi beberapa pesawatnya terbakar di wilayah Murmansk dan Irkutsk, namun menyatakan tidak ada korban jiwa dan telah menangkap beberapa orang yang diduga terkait serangan tersebut. Selain itu, Rusia juga melaporkan adanya ledakan di jembatan wilayah perbatasan yang menyebabkan kecelakaan kereta api dengan korban jiwa.

Dalam menghadapi serangan dan sabotase ini, Rusia juga melaporkan bahwa mereka menghadapi gelombang serangan drone dan rudal dari Ukraina yang meningkat drastis. Ukraina sendiri mengumumkan bahwa delegasinya akan menghadiri pertemuan perdamaian di Istanbul, dengan fokus utama pada gencatan senjata total dan pengembalian tahanan serta anak-anak yang diculik.

Di tengah tekanan internasional, termasuk dari Presiden AS Donald Trump yang mendesak penyelesaian damai, Ukraina menegaskan bahwa mereka tidak akan menerima pembatasan militer dan menolak pengakuan kedaulatan Rusia atas wilayah yang saat ini diduduki.