Dulu Sahabat, Kini Jadi Musuh! Elon Musk Hajar Trump Soal Pajak Energi Terbarukan
Konflik panas kembali mencuat antara dua tokoh besar Amerika Serikat: Elon Musk dan Donald Trump, pasalnya, perseteruan keduanya dipicu oleh rancangan undang-undang energi yang didukung penuh oleh Trump dan dinilai oleh Musk sebagai ancaman serius bagi masa depan industri energi bersih di AS.
Bos Tesla itu meledak di media sosial setelah RUU "One Big Beautiful Bill" yang didorong Partai Republik mengusung kenaikan pajak pada proyek energi terbarukan, mulai dari tenaga surya, baterai, angin, panas bumi, hingga nuklir. Ironisnya, RUU tersebut justru memberikan subsidi besar untuk industri batu bara, terutama untuk kebutuhan produksi baja.
"Ini gila dan sangat merusak," tulis Musk di akun X (dulu Twitter), dikutip dari CNBC International, Minggu (29/6/2025).
"RUU ini akan menghapus jutaan pekerjaan di Amerika dan bikin negara kita kehilangan keunggulan strategis," tambahnya.
Tak berhenti di situ, Musk bahkan menyebut RUU itu sebagai "kekejian yang menjijikkan", dan secara terbuka menyerukan penolakan terhadap pembahasannya di parlemen.
Pernyataan blak-blakan Musk menjadi kejutan besar, terutama karena ia pernah mendukung Trump dalam Pilpres AS terakhir. Namun, gara-gara RUU ini, hubungan keduanya disebut memburuk drastis. Trump bahkan dilaporkan mengancam akan mengevaluasi kontrak pemerintah AS dengan perusahaan-perusahaan milik Musk, termasuk Tesla dan SpaceX.
Konflik ini pun tak hanya berdampak secara politik, tapi juga mengguncang pasar saham.
Pasar merespons negatif. Saham Tesla tercatat anjlok hingga 14% dalam beberapa hari sejak unggahan kritis Musk menjadi viral. Para investor panik, mengingat bisnis Tesla bukan cuma soal mobil listrik, tapi juga meliputi divisi energi yang menjual panel surya dan sistem penyimpanan energi, yang kini terancam jika RUU tersebut disahkan.
Menariknya, setelah gejolak besar itu, Musk sempat menunjukkan manuver balik. Dalam salah satu unggahannya, ia menyatakan penyesalan atas beberapa pernyataan sebelumnya, meski tidak secara tegas mencabut kritiknya terhadap isi RUU tersebut.
Pernyataan itu memunculkan spekulasi liar, apakah Musk mulai bermain aman demi meredakan tekanan pasar dan tekanan politik.