Waspada! Flexing Bikin Hidup Nggak Berkembang, Kok Bisa?

Genvoice.id | 01 Apr 2025

JAKARTA, GENVOICE.ID - Di era media sosial seperti sekarang, banyak orang berlomba-lomba menampilkan gaya hidup mewah. Dari pamer tas branded, mobil sport, sampai gadget terbaru, semuanya diunggah demi menunjukkan eksistensi. Tapi tahukah kamu? Menurut psikolog keluarga Sani B. Hermawan, kebiasaan flexing atau pamer kekayaan justru bisa bikin seseorang sulit berkembang dalam hidupnya!

Kenapa Flexing Bisa Bikin Hidup Mandek?

Menurut Sani, orang yang suka flexing terlalu sibuk mikirin bagaimana orang lain melihat dirinya. Mereka lebih fokus pada penilaian orang daripada mencari cara untuk benar-benar berkembang dan sukses.

"Orang seperti ini akan sulit nanti berkembang, karena akan selalu fokus pada apa yang orang lakukan terhadap dirinya, bukan sebenarnya hal-hal yang optimal yang efektif yang bisa dia lakukan untuk dirinya," ungkap Sani, dilansir dari ANTARA.

Bahkan, banyak orang yang memaksakan diri agar terlihat kaya, sampai rela menyewa barang-barang mewah hanya demi pencitraan. Entah itu tas mahal, mobil keren, atau gadget canggih, semua dilakukan biar terlihat sukses di mata orang lain.

Bahayanya Flexing, Cuma Demi Pengakuan?

Mungkin awalnya terlihat keren, tapi kebiasaan flexing justru bisa merugikan diri sendiri. Sani menegaskan bahwa perilaku ini sama saja dengan membohongi diri sendiri.

"Ini menurut saya hal yang membohongi diri sendiri karena sebenarnya apa yang dia lakukan itu, walaupun boleh-boleh saja, tapi, itu membohongi kenyataannya, begitu," jelasnya.

Selain bikin boros karena menghamburkan uang untuk hal yang sebenarnya nggak perlu, flexing juga bisa memunculkan kesenjangan sosial, bahkan di dalam keluarga sendiri. Bisa saja ada saudara atau teman yang jadi merasa minder atau iri karena melihat kemewahan yang ditampilkan, padahal sebenarnya nggak seperti itu.

Lebih Baik Low Profile, Tapi Nyata!

Flexing bukanlah sesuatu yang salah, tapi kalau berlebihan dan dilakukan hanya untuk pencitraan, lama-lama bisa membawa dampak negatif. Sani menyarankan kalau memang punya barang mewah, nggak perlu terlalu dipamerkan.

"Kalaupun itu punyanya, dia tidak perlu flexing, tidak perlu memamerkan, nanti akan menjadi kecemburuan sosial, juga bisa membuat ada kesenjangan hubungan interaksi antarmanusia dan dia jadi (menunjukkan) banyak faktor arogansinya sebenarnya dibanding (sikap) down to earth (rendah hati)," tambahnya.

Jadi, daripada sibuk memikirkan bagaimana terlihat sukses di mata orang lain, lebih baik fokus pada pengembangan diri yang nyata. Toh, kesuksesan sejati nggak butuh diakui dengan pamer kekayaan, tapi dengan pencapaian yang benar-benar berharga!